London (ANTARA) - Ribuan warga Rusia yang dimobilisasi ke Ukraina untuk menjalani wajib militer telah dipulangkan karena dinilai tidak cocok melakukan tugas kemiliteran.
Mobilisasi pertama oleh Rusia sejak Perang Dunia Kedua tersebut telah memicu ketidakpuasan warga dan mendorong ribuan pria untuk meninggalkan negara itu.
Mikhail Degtyarev, Gubernur Khabarovsk di Timur Jauh Rusia, mengatakan ribuan warga pria telah mendaftarkan diri dalam 10 hari tetapi banyak dari mereka yang tidak layak menjalani tugas kemiliteran.
"Hampir separuh dari mereka kami pulangkan karena tidak memenuhi kriteria untuk menjalani dinas militer," kata Degtyarev lewat unggahan video di aplikasi pesan Telegram.
Dia mengatakan komisaris militer di wilayah itu telah diganti, tetapi hal itu tidak mempengaruhi kelanjutan mobilisasi.
Mobilisasi tersebut seharusnya mendaftarkan warga dengan pengalaman militer tetapi kerap mengabaikan riwayat kedinasan, kesehatan, status pendidikan dan bahkan usia.
Di medan tempur, pasukan Ukraina mengklaim telah merebut kendali penuh atas pusat logistik Rusia di wilayah timur, Lyman.
Keberhasilan itu membuka jalan bagi Ukraina untuk memotong jalur pasokan ke pasukan Rusia.
Beberapa hari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pencaplokan empat wilayah Ukraina, termasuk Lyman.
Kiev dan negara-negara Barat telah mengutuk aneksasi itu dan menyebutnya sebagai "lelucon".
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perebutan Lyman pada Sabtu membuktikan bahwa Ukraina mampu mengusir pasukan Rusia dan menunjukkan dampak dari pengiriman senjata Barat ke Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan keberhasilan tentaranya tidak hanya terjadi di Lyman, sementara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa Washington "sangat bersemangat" dengan kemajuan Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Sabtu pihaknya menarik mundur tentara dari Lyman "karena adanya ancaman pengepungan".
Mereka tidak menyebut-nyebut Lyman dalam laporan harian pada Minggu, tetapi mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan tujuh depot artileri dan rudal di wilayah Kharkiv, Zaporizhzhia, Mykolaiv dan Donetsk.
Baca juga: Turki tolak pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia
Baca juga: Korsel tak sudi akui pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia
Perebutan Lyman menjadi kekalahan terbesar Rusia sejak Ukraina melancarkan serangan kilat di Kharkiv pada September.
Kendali atas kota itu menjadi faktor kunci yang membantu Ukraina merebut kembali teritori yang diduduki Rusia di wilayah Luhansk, kata gubernur setempat, Serhiy Gaidai.
Wilayah-wilayah yang diklaim oleh Putin telah dianeksasi Rusia luasnya setara dengan sekitar 18 persen total wilayah daratan Ukraina.
Parlemen Rusia pada Senin akan mempertimbangkan draf undang-undang dan perjanjian ratifikasi untuk mengakui wilayah-wilayah itu, kata ketua majelis rendah parlemen.
Sumber: Reuters
Baca juga: Putin umumkan pencaplokan empat wilayah Ukraina
Baca juga: Paus Fransiskus minta Putin akhiri "lingkaran kekerasan dan kematian"
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022