Jakarta (ANTARA) - Pagi-pagi sekali, dengan ponsel yang sudah siap untuk live streaming, Zhang Guorong mulai memetik buah persik di kebun buahnya di Distrik Pinggu, Beijing. Aktivitas penjualan daringnya itu segera menarik banyak konsumen dari seluruh negeri.
"Live streaming membantu saya menjual rata-rata 70 kilogram buah persik per hari selama musim buah persik tahun ini dari Juli hingga Oktober," kata Zhang.
Dikelilingi oleh pegunungan di tiga sisinya, Distrik Pinggu yang terletak di pinggiran sebelah timur laut Beijing memiliki tanah subur alami yang cocok untuk pohon persik. Berkat dukungan kebijakan dan teknologi, distrik tersebut dikenal sebagai "kota kelahiran buah persik".
Seiring dengan kian populernya belanja daring, distrik itu meluncurkan sebuah proyek pada 2017. Sebuah tim profesional dibentuk untuk mengajari para petani menjual buah persik dengan ponsel dan mengubah industri buah persik setempat menjadi bisnis internet plus yang dimodernisasi.
Penjualan buah persik melalui perdagangan elektronik (e-commerce) di Pinggu mencapai 25 juta kilogram pada 2021, dibandingkan dengan hampir nol pada 2012, menurut Wang Na dari biro perdagangan distrik tersebut.
"Pasokan buah persik tidak dapat memenuhi permintaan, dan sekarang produk saya dijual ke provinsi-provinsi lain di seluruh China, termasuk Sichuan, Guangdong, dan Shandong," ujar Wang Zilong, seorang petani lokal yang memiliki kebun buah persik seluas sekitar 13 hektare.
Membengkaknya permintaan daring untuk buah persik juga telah mendorong perkembangan industri logistik setempat. Banyak raksasa logistik, seperti SF Express dan China Post, telah dilibatkan, sehingga dapat memangkas biaya pengiriman.
Mengirim sekotak buah persik dari Pinggu ke distrik-distrik lain di Beijing kini hanya membutuhkan biaya sekitar 9 yuan (1 yuan = Rp2.146). Itu jauh lebih rendah dari 40 yuan lebih pada 2012 ketika e-commerce lokal masih dalam masa perkembangan awal, tutur Xiong Yujin, direktur pusat layanan e-commerce Pinggu.
Dengan 161 stasiun pengiriman, kini layanan kurir dapat diakses oleh seluruh desa di Pinggu. Dari Januari hingga Juli, distrik tersebut mencatatkan total 2,34 juta pengiriman ekspres buah persik, naik 20 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut Wang Na.
Banyak anak muda datang ke distrik ini untuk turut terjun dalam e-commerce. "Ketika saya pertama kali datang ke Pinggu pada 2012, hanya ada segelintir kaum muda yang berkecimpung dalam e-commerce, tetapi kini sudah lebih dari 1.000 orang yang terlibat di sektor ini," papar Xiong.
Statistik menunjukkan bahwa output tahunan buah persik di Pinggu telah melampaui 170 juta kilogram, dengan total pendapatan lebih dari 1,2 miliar yuan. Perekonomian buah persik juga mendorong penjualan produk-produk pertanian lainnya di distrik tersebut dan mempromosikan pertanian rekreasi yang menyuguhkan akomodasi (bed and breakfast/B&B), perkemahan, dan masakan khas pedesaan.
Dengan dukungan pemerintah, Pinggu mulai membangun diri menjadi pusat inovasi pertanian tahun lalu, dengan berfokus pada industri benih modern, bioteknologi, pertanian cerdas, dan ketahanan pangan.
"Ke depannya, distrik ini akan berusaha memelopori upaya revitalisasi pedesaan serta modernisasi pertanian dan kawasan pedesaan," imbuh Tang Hailong, ketua Partai di Pinggu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022