Madiun (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) M. Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tidak pernah menyinggung atau membicarakan secara spesifik suatu acara di media massa, namun hanya membicarakan batasan-batasan dan etika penyiaran.
"Sama sekali kita tak menyinggung secara spesifik suatu acara termasuk acara Republik BBM, hanya batasan-batasannya. Kita bicara suatu etika penyiaran," kata Wapres saat menyampaikan keterangan pers di Pangkalan TNI AU Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, Senin.
Pernyataan Wapres ini sekaligus membantah adanya pernyaaan bahwa Pemerintah akan menyetop acara parodi Republik Benar-Benar Mabok (BBM) yang ditayangkan stasiun televisi Indonesiar setiap Senin malam,dan menampilkan sosok Presiden Republik BBM diperankan Taufik Savalas, serta Wapresnya menampilkan Ucup Kelik.
Dalam pandangan Wapres, kebebasan pers bukan suatu tujuan, namun hanyalah salah satu alat mencapai tujuan. Sedangkan tujuan bangsa adalah mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
"Kebebasan pers itu suatu cara. Kebebasan pers itu bunyinya bebas untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan. Nah, ini yang harus dipahami," katanya.
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan bahwa yang terjadi adalah dirinya telah mengundang para pemred dan pemilik media massa.
Dalam pertemuan tersebut, Wapres menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia dipenuhi banyak masalah, karena adanya kekerasan-kekerasan maupun kebrutalan.
"Dan, termasuk yang dimuat di media massa. Karena itu, saya minta, agar media menyadari dan menguranginya," kata Wapres.
Kalau kekerasan dan kebrutalan tersebut disiarkan terus-menerus, tambah Wapres, maka kapan bangsa ini akan membangun, karena itu pemerintah meminta media, agar bangsa ini tidak diisi oleh kemarahan dan kekerasan.
Kalau kekerasan dan kemarahan itu yang dimuat di media secara terus-menerus, lantas bagaimana bangsa ini bisa membangun. "Jadi, saya meminta (media) secara bersama-sama untuk mengurangi kekerasan-kekerasan," demikian Wapres. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006