Bojonegoro (ANTARA News) - Dana bagi hasil sumur minyak Sukowati, Desa Campurejo, Kecamatan Kota/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada 2005 yang didasarkan Undang-Undang (UU) Perimbangan Pemerintah Pusat dan Daerah, ternyata hanya Rp25 miliar. "Semula berdasarkan perhitungan awal diperkirakan mencapai Rp60 miliar, tetapi setelah pendapatan total dipotong cost recovery dana bagi hasil 6 persen, daerah kita hanya kebagian Rp25 miliar," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Media Masa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jhony Nurhayanto, Senin. Meski nilainya tak sesuai perkiraan semula, namun ia mengemukakan, dana bagi hasil itu diperkirakan April 2006 sudah bisa diterima, karena kini sudah berada di Departemen Keuangan. Dana bagi hasil Rp25 miliar dari sumur Sukowati yang dikelola JOB (Joint Operating Body) Pertamina-Petro China tersebut, rencananya dimanfaatkan untuk membangun ifrastruktur di Bojonegoro menyongsong pengelolaan sumur Migas Blok Cepu di Ngasem. Pemanfaatan dana bagi hasil itu, lanjutnya, akan dilakukan melalui PAK (Perubahan Anggaran Keuangan), yang pelaksanaannya harus melalui persetujuan DPRD Bojonegoro. Dana bagi hasil tersebut hanya dari sumur minyak Sukowati yang seharinya mampu memproduksi minyak mentah 8.000 barrel. Kegiatan produksi pada sumur dengan total produksi 2,2 juta barrel tersebut dimulai sejak Juni 2005. Semula dana bagi hasil tersebut belum bisa dibagikan dan masih disimpan di sebuah bank di Hongkong, karena ada permasalahan hak kelola antara Exxon Mobil, Pertamina dan Petro China di ladang sumur Sukowati. Namun, menurut Hubungan Masyarakat JOB Pertamina-Petro China, Kemal Nazar, kini pihak Exxon Mobil sudah menyerahkan hak penguasaan sumur Sukowati. Tidak disebutkan berapa cost recovery atas penjualan hasil sumur minyak Sukowati tersebut. Karena itu, Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro, Syarif Usman, menuntut masalah tersebut dijelaskan secara terbuka kepada masyarakat. "Jangan hanya disebutkan dapat Rp25 miliar, tetapi jelaskan berapa besarnya cost recovery. Ini penting sebagai proses pembelajaran," tambahnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006