Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI meluncurkan Gerakan Nasional Bulan Berantas Malaria dan Gebrak Siamal (Siaga Malaria) untuk percepatan eliminasi penyakit Malaria di Provinsi Papua pada 2027.
"Data saat ini, Provinsi Papua penyumbang kasus malaria terbanyak, yakni sebesar 81 persen secara nasional," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu saat peluncuran Bulan Berantas Malaria 2022 di Kabupaten Jayapura, Papua yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.
Dilansir dari laporan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes RI, kasus positif Malaria di Indonesia saat ini sekitar 248.860 kasus, sebanyak 229.015 diantaranya berhasil diobati.
Baca juga: API malaria di lima kabupaten di Papua masih tinggi
Sementara suspek yang terdeteksi sekitar 1.758.104 dari total spesimen yang diperiksa sekitar 1.745.258 spesimen.
Tren positive rate atau proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites per Januari-Agustus 2022 sekitar 250.000 kasus.
Maxi mengatakan dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, baru 362 daerah di antaranya yang sudah mencapai eliminasi Malaria.
Sedangkan lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus positif Malaria terbanyak berada di Provinsi Papua, yakni Mimika (77.379 kasus), Kota Jayapura (27.436 kasus), Jayapura (17.676 kasus), Yahukimo (12.099 kasus), dan Keerom (10.804 kasus).
Menurut Maxi, upaya percepatan penurunan laju kasus Malaria di Papua tidak mungkin dilakukan dengan kegiatan rutin yang biasa saja.
"Harus ada gerakan luar biasa. Mulai dari penemuan kasus oleh kader, termasuk di sekolah dan komunitas," katanya.
Gerakan Nasional Bulan Berantas Malaria dan Gebrak Siamal ditempuh Kemenkes dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat dari tataran pemerintah daerah, masyarakat, hingga kader di fasilitas layanan kesehatan primer dengan menandatangani kesepakatan pemberantasan Malaria.
Baca juga: Fakultas Kedokteran dan Farmasi Unhas cari obat alternatif malaria
Baca juga: Ini cara kenali perbedaan DBD, tifus dan malaria
Seluruh kader bertugas memandu masyarakat untuk pencegahan penyakit Malaria dengan membersihkan tempat perindukan nyamuk di seluruh pemukiman penduduk.
Selain itu, Kemenkes juga menginisiasi Gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan di seluruh distrik Papua. "Sanitasi sangat memengaruhi penanggulangan Malaria," katanya.
Terhadap lingkungan yang masih banyak nyamuk Anopheles penyebab Malaria, Kemenkes mendistribusikan bantuan kelambu berinsektisida.
"Target eliminasi Malaria secara nasional pada 2030, tapi khusus di Papua kita percepat pada 2027, mencapai eliminasi dan stop buang air besar secara tuntas," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022