Singapura (ANTARA) - Harga minyak melonjak lebih dari tiga persen pada awal perdagangan Asia pada Senin pagi, karena OPEC+ mempertimbangkan untuk memangkas produksi hingga satu juta barel per hari pada pertemuan minggu ini untuk mendukung pasar.
Harga minyak mentah berjangka Brent rebound 2,82 dolar AS atau 3,3 persen, menjadi diperdagangkan di 87,96 dolar AS per barel pada pukul 00.37 GMT setelah turun 0,6 persen pada Jumat (30/9/2022).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di 82,09 dolar AS per barel, terangkat 2,60 dolar AS atau 3,3 persen, menyusul penurunan 2,1 persen di sesi sebelumnya.
Harga minyak telah jatuh selama empat bulan berturut-turut sejak Juni, karena penguncian COVID-19 di konsumen energi utama China merusak permintaan sementara kenaikan suku bunga dan dolar AS yang melonjak membebani pasar keuangan global.
Baca juga: Harga minyak turun di Asia, dipicu permintaan lemah & penguatan dolar
Untuk mendukung harga, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sedang mempertimbangkan pengurangan produksi sebesar 0,5 juta hingga 1 juta barel per hari menjelang pertemuan Rabu (5/10/2022) sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters.
Ini akan menjadi pemotongan bulanan kedua berturut-turut kelompok itu setelah mengurangi produksi sebesar 100.000 bph bulan lalu.
"Apa pun yang kurang dari 0,5 juta barel/hari akan diabaikan oleh pasar. Oleh karena itu, kami melihat peluang signifikan dari pemotongan sebesar 1 juta barel/hari," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga minyak jatuh terseret kekhawatiran prospek permintaan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022