Semuanya termasuk suporter juga, panpel, kepolisian, semuanya harus fokus ya, untuk menjadikan sepak bola ini hiburan yang layak dan aman untuk semua kalangan
Jakarta (ANTARA) - Salah satu pendiri suporter Persib (Viking Persib Club) Herru Joko turut menyampaikan belasungkawa terhadap tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya pada Sabtu (1/10) malam.

Berbicara kepada ANTARA melalui sambungan telepon, Minggu, Herru mengatakan turut kehilangan banyak sahabat pada tragedi itu.
"Kami sangat menyesali adanya kejadian itu ya, kami sedih banget, yang pasti itu harus menjadi kejadian yang terakhir dan tidak ada lagi," ujar Herru.

Baca juga: Manajemen dan pemain Arema FC datangi korban tragedi Kanjuruhan

Kejadian ini turut mempengaruhi jalannya Liga 1 Indonesia dan membuat dua pertandingan antara PSIS vs Bhayangkara FC dan Persib Bandung vs Persija Jakarta ditunda.

Herru turut menyambut baik penundaan jalannya Liga 1 ini, termasuk laga Persib Bandung vs Persija Jakarta yang semula akan digelar pada Minggu sore di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung.

"Hari ini kita berduka, masa kita main bola, menonton bola, kita berteriak, yang pasti hari ini adalah hari yang sangat berduka buat sepak bola Indonesia," ujar Herru.

Lebih lanjut ia berharap, kejadian tersebut akan menjadi yang terakhir di Indonesia, terlebih sepak bola merupakan hal yang penting untuk negara ini.

"Harusnya dijaga, agar sepak bola itu menjadi sarana hiburan yang paling ditunggu ya, menjaganya semuanya," kata Herru menjelaskan.

Baca juga: Cerita penjaga warung depan stadion saat tragedi Kanjuruhan Malang

"Boleh membuat sepak bola industri, tapi harus industri yang aman buat suporternya, jangan sampai terjadi lagi. Semua stakeholder yang terlibat industri sepak bola harusnya meningkatkan kinerjanya," kata dia melanjurkan.

"Semuanya termasuk suporter juga, panpel, kepolisian, semuanya harus fokus ya, untuk menjadikan sepak bola ini hiburan yang layak dan aman untuk semua kalangan," Herru menambahkan.

Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah adanya kericuhan usai pertandingan antara Arena FC menghadapi Persebaya Surabaya ketika ribuan suporter memaksa masuk lapangan.

Akibatnya, pihak kepolisian bereaksi dengan melepaskan tembakan gas air mata dan suasana menjadi tak beraturan.

Berdasarkan data Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk sementara tercatat 125 korban jiwa pada tragedi ini.

Baca juga: Manajer Arema FC: PT LIB tolak pengajuan "kick off" lawan Persebaya

Pewarta: Aldi Sultan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022