Padang (ANTARA) - Ketua harian salah satu kelompok suporter Semen Padang FC, Spartack Vembi Fernando mengaku sangat menyesalkan tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10) usai laga Arema FC melawan Persebaya yang banyak menyebabkan orang meninggal dunia.
“Sangat menyesali terjadinya tragedi kemanusiaan di dunia sepakbola nasional ini. Tapi sekali lagi, sepakbola hanyalah hiburan, tidak ada nyawa seharga sepakbola,” kata Vembi di Padang, Minggu.
Dirinya berharap ini menjadi tragedi terakhir dan diri nya mewakili Spartack mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas kejadian yang menimpa rekan-rekan di Malang.
Baca juga: Bonek: Kemenangan Persebaya tak berarti dibandingkan hilangnya nyawa
Baca juga: Suporter PSM dukung penghentian sementara Liga 1
Bagi Vembi Fernando, Stadion Kanjuruhan Malang bukanlah stadion yang asing karena pada 2006-2011 selalu menyempatkan diri untuk datang ke stadion ini entah untuk menikmati pertandingan Arema ataupun ketika Semen Padang FC datang bertandang.
Dirinya melihat banyaknya korban nyawa disinyalir karena prosedur penghalauan massa dari pihak keamanan dituding memicu jatuhnya korban jiwa.
"Berdasarkan aturan FIFA, pihak keamanan tidak boleh membawa senjata ataupun gas air mata ketika melakukan pengamanan pertandingan," kata dia menambahkan.
Sebelumnya, setidaknya 129 orang, termasuk dua polisi dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.
Operator kompetisi PT LIB langsung menyetop Liga 1 Indonesia 2022-2023 selama sepekan pascakerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, setelah laga Arema FC versus Persebaya, Sabtu (1/10).
Baca juga: Mengulik kesadaran di balik Tragedi Kanjuruhan
Baca juga: PSM: Tragedi Kanjuruhan rugikan industri sepak bola Indonesia
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022