Beijing (ANTARA) - Hidrogen bersih dapat menjadi pengangkut energi utama, sekaligus bahan baku, yang dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon dalam industri berat.

Kesimpulan itu terangkum dari hasil sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Kamis (29/9) dalam jurnal Nature Energy.

Para ilmuwan China dan mitra-mitra mereka dari Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menerbitkan hasil penilaian tersebut terkait penggunaan hidrogen bersih China pada masa depan dalam industri dan transportasi berat (heavy-duty).

Mereka mengatakan hidrogen bersih dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon.

Saat ini, energi yang digunakan dalam industri berat dan transportasi heavy-duty cukup sulit untuk dialihkan ke energi terbarukan, menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Nankai dan Universitas Harvard.

Hidrogen bersih dapat diproduksi dari berbagai sumber, termasuk energi listrik terbarukan dan reformasi gas alam dengan teknologi manajemen karbon.

Hasil model analisis dalam studi tersebut menunjukkan bahwa pada 2060 hidrogen bersih dapat memenuhi kebutuhan energi pada hingga 50 persen armada bus dan truk heavy-duty di China.

Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa penggunaan hidrogen bersih di China diperkirakan dapat menghemat biaya investasi sebesar 1,72 triliun dolar AS (sekitar Rp26,13 kuadriliun) pada 2060 untuk mencapai netralitas karbon jika dibandingkan dengan skenario tanpa hidrogen.

Menurut studi tersebut, hasil yang diperoleh membuktikan bahwa nilai yang dimiliki hidrogen bersih di sektor-sektor yang sulit dipangkas di China dan negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mengurangi emisi.

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022