Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang mengakibatkan 127 orang meninggal, harus menjadi momentum evaluasi besar-besaran terhadap dunia persepakbolaan Indonesia.
"Ini harus menjadi evaluasi besar, baik pihak penyelenggara maupun para suporter tim sepakbola dan petugas keamanan," katanya di Semarang, Minggu, tentang tragedi seusai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya tersebut.
Khusus terkait dengan suporter, Ganjar berharap ada sebuah pertemuan besar yang melibatkan seluruh kelompok suporter di Indonesia yang bertujuan untuk mencari solusi agar tindakan serupa tidak terulang kembali.
"Para suporter harus bisa menahan diri, saling menjaga. Kayaknya penting deh dibuat satu pertemuan, kongres antarsuporter agar mereka punya value bersama untuk kemudian mereka bisa saling menjaga. Sehingga setiap pertandingan ada code of conduct-nya, ada PAC yang bisa mengontrol teman-temannya sendiri, dan tidak boleh terulang lagi," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar menyampaikan duka cita yang mendalam untuk semua korban kerusuhan, terutama korban meninggal dunia.
"Tentu sejumlah 127 orang kalau tidak salah di beritanya, itu jumlah yang sangat tidak sedikit. Mudah-mudahan korban yang meninggal itu khusnul khatimah," katanya.
Ia tidak memungkiri jika suporter selalu antusias dan penuh semangat saat mendukung tim kebanggaannya berlaga dan semangat itu selalu membuat suasana di seluruh stadion membara.
Kendati demikian, tragedi seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan seharusnya dapat dihindari ketika semua pihak bisa saling menjaga.
"Memang kalau kita bertanding dengan suasana yang wah pasti semangat, tapi ada yang harus kita jaga bahwa itu adalah saudara kita bahwa itu adalah tim-tim yang hebat yang kita dukung dan kita pendukungnya itu juga orang-orang yang punya nilai kemanusiaan, maka emosinya mesti betul-betul dijaga," ujarnya.
Baca juga: Korban tragedi Kanjuruhan Malang bertambah jadi 129 orang
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, KONI: Suporter sepakbola Indonesia harus diedukasi
Baca juga: Keluarga yang kehilangan anak pada tragedi Kanjuruhan diminta lapor
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022