Kehati Expo 2022 ini diharapkan bisa menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap konservasi agar tetap lestari
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar pameran Keanekaragaman Hayati Nusantara atau Kehati Expo 2022 di Lapangan Banteng Jakarta Pusat dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional serta menggiatkan wisata alam.
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Kawasan Konservasi KLHK Nandang Prihadi mengatakan acara itu menjadi momentum untuk menggiatkan kunjungan ke kawasan konservasi seiring dengan pemulihan setelah pandemi dan masyarakat kembali beraktivitas di luar rumah.
"Kehati Expo 2022 ini diharapkan bisa menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap konservasi agar tetap lestari. Kawasan konservasi berfungsi sebagai healing forest, yaitu sarana penyembuhan alami yang bermanfaat bagi kesehatan spiritual dan fisik manusia," ujarnya saat membuka Kehati Expo 2022 di Lapangan Banteng Jakarta, Sabtu malam.
Nandang menuturkan kegiatan Kehati Expo 2022 itu sekaligus menjadi momentum yang baik sebagai sarana edukasi untuk mengenal kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Baca juga: KLHK: Restorasi mangrove harus melibatkan masyarakat lokal
Baca juga: KLHK: Ekosistem pesisir potensial dukung aksi mitigasi perubahan iklim
Kehati Expo 2022 diselenggarakan mulai 1 sampai 16 Oktober 2022. KLHK bekerja sama dengan PT Malik Ghonniyu Razaak dalam menggelar Kehati Expo 2022 dalam rangka menjelang Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang diperingati setiap 5 November.
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional merupakan momentum gerakan penyelamatan tumbuhan dan satwa lokal dari ancaman kepunahan.
Selain memberikan keseimbangan pada lingkungan, keanekaragaman puspa dan satwa dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadi sumber pangan serta obat-obatan, termasuk menghasilkan jasa lingkungan.
Nandang menjelaskan Indonesia termasuk negara yang kaya raya dalam hal keanekaragaman hayati. Biodiversitas Indonesia menyumbangkan 12 persen jenis mamalia yang ada di dunia, 17 persen burung-burung dunia, 16 persen reptil dan amfibi dunia, 25 persen ikan tawar dan laut dunia, serta 10 persen tumbuhan berbunga dunia.
"Keanekaragaman hayati itu ada yang hidup di kawasan konservasi dan ada juga yang pelintas batas. Ada yang pelintas batas antar benua, antar negara, antar provinsi, bahkan melintas keluar kawasan konservasi," jelas Nandang.
Pada 2022, Kehati Expo diikuti oleh hampir 200 peserta. Selain pameran bunga dan satwa, acara itu juga diisi dengan berbagai acara, seperti bazar kuliner, ngonser atau ngobrol konservasi, gelar wicara, lomba kicau, vaksinasi hewan gratis, turnamen panco dan berbagai macam lomba lainnya.
"Ini adalah salah satu pengungkit efek berganda bagi keekonomian Jakarta dan Indonesia. Pameran selama 16 hari diharapkan banyak transaksi yang bisa meningkatkan efek berganda tak hanya ekonomi tapi juga wisata," pungkas Nandang.
Baca juga: KLHK: Hutan mangrove potensial menyimpan karbon biru
Baca juga: Skema multi usaha kehutanan dorong optimalisasi potensi hutan
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022