"Ada empat kelas dibentuk yakni kelas dai pemilu, pesantren pemilu, pelajar pemilu dan RT pemilu yang telah dilakukan baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota," kata anggota KPUD Kalimantan Selatan, Edy Ariansyah, di Banjarmasin, Sabtu.
Baca juga: Badan Pengawas Pemilu Sulawesi Barat ingatkan ASN agar netral
Dalam kelas-kelas tersebut, disampaikan penguatan materi pemilu kepada peserta sosialisasi agar lebih memahami segala hal terkait pesta demokrasi lima tahunan memilih presiden dan anggota legislatif.
"Salah satu sasaran kami generasi muda yang menjadi pemilih pemula pada Pemilu 2024, makanya kelas pemilu ada di sekolah dan pesantren," ujar dia.
Upaya mendorong partisipasi pemilih, kata dia, tidak hanya soal hadir di TPS menggunakan hak pilihnya namun juga menumbuhkan kesadaran sejak dini dan secara masif bahwa proses demokrasi melalui pemilu penting bagi keberlangsungan jalannya pemerintahan untuk roda pembangunan negara.
Baca juga: BNPT: Politisasi agama pada Pemilu 2024 tidak signifikan
Makanya, kata dia, semua lapisan masyarakat didorong kesadarannya untuk berpartisipasi memberikan hak suaranya karena akan menguatkan legitimasi proses dan hasil pemilu yang diharapkan berjalan secara demokratis.
Untuk itulah, dia mengaku sosialisasi dan pendidikan pemilu harus menjangkau masyarakat secara keseluruhan bahkan wilayah pelosok dan terisolir sekalipun.
Khusus untuk daerah yang tak terakses jaringan teknologi informatika, KPU Kalsel melaksanakan pendekatan dengan kemah Pemilu. "Jadi kami petugas KPU yang menyambangi warga memberikan edukasi pemilu guna memastikan informasi sampai ke mereka yang di pelosok," ucapnya.
Baca juga: KPU Gunung Mas gencarkan penyuluhan pada pemilih pemula
Ia akui pula, partisipasi pemilih pada pemilu mendatang bisa meningkat sebagaimana terjadi tren peningkatan sejak Pemilu 2014 di angka 79 persen dan Pemilu 2019 berada di kisaran 80 persen dari daftar pemilih tetap.
Pewarta: Firman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022