Keistimewaan inilah yang mendasari penetapan UNESCO terhadap batik Indonesia sebagai masterpiece of oral and intangible heritage of humanity sejak Oktober 2009

Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manama bekerja sama dengan Bahrain Indonesia Business and Friendship Society (BIBFS) menggelar peragaan busana dan bazar bertajuk “Bahrain Indo Beauty Expo 2022” pada Kamis (29/9).


“Batik memiliki keistimewaan yang tidak dapat ditemukan pada wastra (kain) atau industri tekstil lainnya di dunia dan merupakan karakteristik khas dan bagian dari identitas bangsa Indonesia", kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Bahrain Ardi Hermawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.


Batik memiliki kandungan nilai seni, alam, spiritualitas, dan keluhuran budaya berbagai suku di Indonesia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya.


“Keistimewaan inilah yang mendasari penetapan UNESCO terhadap batik Indonesia sebagai masterpiece of oral and intangible heritage of humanity sejak Oktober 2009," kata Ardi.

Baca juga: 10 UKM Indonesia tampil di Bahrain International Garden Show 2018

Menurut dubes, Indonesia dan Bahrain memiliki kesamaan dalam konteks keragaman sosial budaya masyarakat yang salah satunya diterjemahkan dalam karya busana dengan corak dan motif yang unik.

Secara khusus Ardi juga menyampaikan apresiasi kepada BIBFS selaku friends of Indonesia yang senantiasa menjadi salah satu motor penggerak upaya promosi ekonomi, sosial budaya, seni, dan pariwisata Indonesia di Bahrain.

Sementara itu, Presiden BIBFS Dr. Hana Kanoo secara terpisah menyampaikan penghargaan kepada Dubes RI dan KBRI Manama atas dukungan, kolaborasi, komunikasi, dan kerja sama yang terjalin dengan sangat baik selama ini.

Acara “Bahrain Indo Beauty Expo 2022” yang dihadiri lebih dari 200 tamu undangan itu menampilkan ragam wastra dan busana batik koleksi Handy Hartono Reborn hasil karya perancang busana Khoiril Anam dan koleksi batik khas Sulawesi Barat karya Dr. Yundini Husni Djamaluddin.

Acara tersebut juga menggandeng empat perancang busana asal Bahrain, yakni Nadia Aljar, Safia Almutawwa, Najma Foulath, serta Hala Asad yang menampilkan berbagai koleksi kain dan busana dengan sentuhan etnik Timur Tengah dan Asia Tenggara.

​​​​BIBFS merupakan organisasi nirlaba yang didirikan pada 2017 dan beranggotakan warga negara dan penduduk Bahrain yang memiliki kedekatan emosional, sejarah, serta minat terhadap Indonesia.

​BIBFS memiliki tujuan untuk mendukung hubungan ekonomi dan people to people contact antara Indonesia dengan Bahrain dan secara resmi terdaftar di Kementerian Sosial Kerajaan Bahrain. Mayoritas anggota BIBFS berasal dari kalangan pengusaha, akademisi, pejabat pemerintah, dan pelaku seni di Bahrain.

Baca juga: Indonesia ajak Bahrain wujudkan isu prioritas G20
Baca juga: KBRI gelar pertunjukan angklung di festival Bahrain

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022