Modultrax diciptakan atas dasar kebutuhan distribusi vaksin pencegahan COVID-19 ke daerah terpencil di Indonesia

Bandung (ANTARA) - Dosen Program Studi Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) Bismo Jelantik M Ds, menciptakan Modultrax (Modular Utility Transport All Terrain), kendaraan serbaguna yang dapat digunakan di segala medan.

"Modultrax diciptakan atas dasar kebutuhan distribusi vaksin pencegahan COVID-19 ke daerah terpencil di Indonesia. Ide ini dibarengi dengan pengembangan ekosistem pembangkit listrik modular di pulau yang belum terdistribusi bahan bakar minyak (BBM)," kata Bismo Jelantik dalam keterangan pers Humas ITB di Bandung, Jumat.

Bismo yang memiliki relasi dengan pihak industri komponen otomotif melihat adanya peluang untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan distribusi barang/jasa di Indonesia.

Dengan demikian, pada awal tahun 2021, Bismo memulai pembuatan konsep produk.

Bismo menyebutkan pembuatan konsep dan desain Modultrax telah menggunakan teknologi 3D CAD (Computer Aided Design).

Selain itu, PT Ganding Toolsindo sebagai mitra memiliki CNC Bending Pipe dan 3D Scan yang mampu meningkatkan keakuratan hasil.

Target awal proyek ini adalah pembuatan desain, namun Bismo menyelesaikannya hingga pembentukan prototipe.

Baca juga: LPPM ITB-Dekranasda NTT gelar pameran UMKM virtual

"Untuk melakukan uji coba tentu saja diperlukan prototipe," kata Bismo.

Rangka Modultrax dirancang memiliki sistem kargo modular yang dapat dikaitkan dengan perkakas yang dibutuhkan, seperti alat pertanian, rak pengangkut, dan lain-lain.

Modultrax merupakan kendaraan listrik (electrical vehicle) dengan sumber daya baterai.

Prototipe Modultrax tahap pertama ini dapat digunakan untuk menempuh jarak 50 km.

Desain modularnya memungkinkan untuk memperbesar sumber daya sesuai kebutuhan.

Bismo menjelaskan banyak bidang keilmuan yang terlibat pada proses pembuatan Modultrax.

Menurutnya, kolaborasi seperti ini membuatnya belajar di luar ranahnya, seperti mempelajari standar-standar manufaktur yang digunakan di area industri.

“Pengalaman seperti ini bisa jadi masukan untuk para peneliti, kemudian dapat diteruskan sebagai bahan ajar untuk mahasiswa,” kata Bismo.

Baca juga: Pakar ITB: Zat pewarna tidak pengaruhi kualitas Pertalite

Desain kendaraan ini 100 persen lokal dengan TKDN lebih dari 75 persen serta berjibaku menciptakan ekosistem bangga buatan Indonesia sehingga Bismo berharap produksi selanjutnya dapat menggunakan produk lokal seutuhnya.

Desain Modultrax telah memiliki HAKI dan prototipe tahap satu sedang diuji coba.

Prototipe selanjutnya telah memiliki frame, namun belum dirakit.

Sebelumnya, Modultrax telah diikutkan pameran sebanyak tiga kali, salahnya satunya Pameran dan Temu Bisnis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia di Jakarta.

Bismo bercerita bahwa sebetulnya banyak pihak yang tertarik dengan Modultrax.

Baca juga: Mahasiswa ITB beri pelatihan hidroponik kepada siswa di Bandung

Namun, karena belum masuk e-catalogue, Modultrax belum bisa dipesan.

Oleh karena itu, ia berharap segera mendapatkan izin untuk memproduksi Modultrax secara massal.

Bismo memang memiliki ketertarikan akan bidang transportasi dan tidak hanya menggali ilmunya, tetapi ia beberapa kali terlibat pada perakitan transportasi.

Bahkan, ia memproduksi kendaraan transportasi perkebunan "SIGAP" sebagai tugas akhir sarjananya di ITB pada 2002 silam.

Dia hanya berharap proses desain, industri, bisnis, dan teknologi dari Modultrax bermanfaat secara akademis dan bagi ITB, serta mampu menggelorakan gerakan bangga buatan Indonesia.

Selain itu, ia berpesan kepada mahasiswa untuk berkolaborasi dengan teman dari keilmuan lain dan senantiasa memikirkan masa depan bangsa Indonesia yang mandiri pada aspek teknologi dan industrinya.

Baca juga: Forum orang tua apresiasi rektorat terkait konflik SBM ITB

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022