menanam tanaman berakar kuat dan dalam pada zona rayapan guna mempertahankan kestabilan lerengJakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merekomendasikan zona rayapan atau pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dikembangkan sebagai zona hijau.
"Tidak mengembangkan pemukiman pada zona rayapan. Zona rayapan dikembangkan sebagai zona hijau. Menanam tanaman berakar kuat dan dalam pada zona rayapan guna mempertahankan kestabilan lereng," demikian laporan pemeriksaan gerakan tanah Babakan Madang oleh PVMBG yang dikutip melalui laman resminya di Jakarta, Jumat.
PVMBG merekomendasikan agar pemukiman yang berada pada zona rayapan sebaiknya direlokasi ke daerah yang aman mengingat potensi kejadian berulang di masa depan. Rayapan masih berpotensi untuk bergerak dan kerusakan dapat meluas mengingat curah hujan tinggi yang sering terjadi.
Namun, jika tidak relokasi, maka bangunan harus menyesuaikan dengan karakter batuan setempat karena bila bangunan permanen berpotensi rusak kembali akibat potensi rayapan di masa depan.
Pada 14 September 2022, hujan dengan intensitas tinggi dan kondisi tanah yang labil memicu fenomena gerakan tanah di Kecamatan Babakan Madang. Gerakan tanah itu menyebabkan 278 kepala keluarga atau 1.020 jiwa terdampak dan tidak ada korban jiwa dalam fenomena geologi tersebut.
Baca juga: Babakan Madang masuk zona potensi gerakan tanah tinggi
Baca juga: Mewaspadai gerakan tanah jenis rayapan saat hujan
PVMBG juga merekomendasikan aliran air permukaan atau drainase agar diperbaiki dengan membuat saluran berkonstruksi kedap air. Konstruksi kedap tersebut harus diteruskan sampai ke akhir pembuangannya, yaitu ke kaki lereng atau sungai langsung agar tidak meresap dan menjenuhi tanah.
Rambu-rambu peringatan tanda bahaya pada zona rayapan mesti dipasang untuk menumbuhkan kewaspadaan masyarakat terutama pada saat dan setelah turun hujan lebat mengenai potensi gerakan tanah.
Kajian lebih lanjut dalam perbaikan jalur jalan agar menyesuaikan karakter geologi setempat dengan mempertimbangkan beban kendaraan yang melintas.
Pada area perkebunan yang terdapat retakan agar ditutup menggunakan tanah lempung dan dipadatkan untuk mencegah air masuk ke dalam area retakan dan menjenuhi lereng.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak membuat kolam yang tidak kedap atau lahan basah lainnya di sekitar zona rayapan dan pemukiman.
Sosialisasi kepada masyarakat perlu ditingkatkan untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana akibat gerakan tanah.
Baca juga: PVMBG sebut pergeseran tanah Bojongkoneng berpotensi "telan" bangunan
PVMBG juga merekomendasikan aliran air permukaan atau drainase agar diperbaiki dengan membuat saluran berkonstruksi kedap air. Konstruksi kedap tersebut harus diteruskan sampai ke akhir pembuangannya, yaitu ke kaki lereng atau sungai langsung agar tidak meresap dan menjenuhi tanah.
Rambu-rambu peringatan tanda bahaya pada zona rayapan mesti dipasang untuk menumbuhkan kewaspadaan masyarakat terutama pada saat dan setelah turun hujan lebat mengenai potensi gerakan tanah.
Kajian lebih lanjut dalam perbaikan jalur jalan agar menyesuaikan karakter geologi setempat dengan mempertimbangkan beban kendaraan yang melintas.
Pada area perkebunan yang terdapat retakan agar ditutup menggunakan tanah lempung dan dipadatkan untuk mencegah air masuk ke dalam area retakan dan menjenuhi lereng.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak membuat kolam yang tidak kedap atau lahan basah lainnya di sekitar zona rayapan dan pemukiman.
Sosialisasi kepada masyarakat perlu ditingkatkan untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana akibat gerakan tanah.
Baca juga: PVMBG sebut pergeseran tanah Bojongkoneng berpotensi "telan" bangunan
Baca juga: Akademisi: Waspadai bahaya gerakan tanah jenis rayapan
Baca juga: Pemkab Bogor minta rekomendasi Badan Geologi soal pergeseran tanah
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022