Jakarta (ANTARA) - Spesialis anak konsultan alergi imunologi Prof. Dr.dr. Zakiudin Munasir SpA(K) dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sinar matahari dalam mencukupi kebutuhan vitamin D sehari-hari.

“Usahakan kadar vitamin D cukup terutama dari sinar matahari, sekitar jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Kalau pagi sekitar 15 menit, kalau siang 5 menit cukup," kata Zakiudin dalam satu pernyataan, Jumat.

Baca juga: Pakar ungkap kiat aman konsumsi vitamin D3 1000 IU per hari

Vitamin D berfungsi sebagai hormon yang mengatur metabolisme kalsium dan pertumbuhan tulang juga mengatur sistem imun. Sumber Vitamin D berasal dari sinar UV matahari yang mengubah prekursor provitamin D di kulit menjadi vitamin D. Sementara itu, sekitar 20 persen berasal dari makanan seperti susu dan ikan.

"Jangan lupa juga terapkan pola makan yang memenuhi gizi seimbang, cukup protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral,” imbuh Zakiudin.

Vitamin D bermanfaat dalam meningkatkan fungsi otak, menurunkan tekanan darah, mendukung fungsi paru-paru dan kesehatan jantung, membantu kadar insulin dan membantu pengelolaan penyakit diabetes, membantu sistem imun tubuh, otak dan saraf, dan menjaga kesehatan gigi dan tulang.

Kadar vitamin D yang rendah selama kehamilan bisa menyebabkan preeklamsia, diabetes melitus gestasional dan kelahiran prematur.

Kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, autoimun, bahkan meningkatkan risiko depresi.

Gejala kekurangan vitamin D meliputi mudah lelah, mudah sakit, penyembuhan luka yang lebih lama, perubahan suasana hati, cenderung sedih dan murung, cemas berlebih, serta rambut rontok.

Baca juga: Serba-serbi vitamin D, manfaat hingga dosis

Baca juga: Kekurangan vitamin D berhubungan dengan risiko demensia

Baca juga: Cara deteksi kekurangan vitamin D dengan cepat

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022