Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi, naik 50 basis poin menjadi Rp10.900/11.000 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp10.950/11.000 dalam perdagangan yang berlangsung sepi. Direktur Utama PT Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan aktifitas perdagangan di pasar uang masih sepi, karena pelaku pasar masih belum semuanya aktif turun ke pasar. Pelaku pasar hanya mengamati pasar dari jauh, karena mereka masih menikmati liburan panjang, ujarnya. Kenaikan rupiah, menurut dia, kemungkinan akibat munculnya sentimen positif dengan dibukanya perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pagi ini. Namun aktifitas pasar yang kurang ramai hanya mendorong rupiah naik tipis sebesar 50 basis poin, katanya. Ia mengatakan, posisi rupiah saat ini dinilai cukup stabil, setelah sempat terpuruk hingga di atas angka Rp12.000 per dolar AS. Posisi rupiah itu kemungkinan akan kembali membaik, setelah pemerintah menyatakan akan berusaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 4,5 persen dengan dukungan dari perbankan yang diharapkan akan dapat menyalurkan kredit sebesar 22 persen. Perbankan diharapkan dapat menyalurkan kredit sebesar itu, sehingga pertumbuhan ekonomi akan dapat melebihi dari perkiraan yang hanya 4,5 persen, ucapnya. Kondisi ini, lanjut dia, juga akan mendorong pergerakan rupiah akan makin stabil, karena upaya pemerintah untuk meningkatkan peran pasar domestik akan semakin besar. Rupiah pada perdagangan sore nanti diperkirakan akan tetap membaik, karena kebutuhan dolar AS pada awal tahun ini cenderung berkurang. "Kami optimis rupiah pada penutupan pasar masih dapat bergerak naik akibat sentimen positif dari pasar internal," katanya. (*)  

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009