Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di depan para mahasiswa mengatakan bela negara bukan hanya soal angkat senjata dan berperang, namun tentang berupaya untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.

“Oleh karena itu, saya mengajak mahasiswa dan mahasiswi untuk bela negara, artinya memikirkan bagaimana caranya mengentaskan kemiskinan di Indonesia,” kata Moeldoko saat memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa dan mahasiswi di Auditorium Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat, sebagaimana keterangan tertulis Kantor Staf Presiden (KSP).

Pada kuliah umum tersebut, Moeldoko berdialog dengan para anak muda tentang mengelola sebuah negara. Dia mengatakan upaya mengelola negara harus mengedepankan persatuan dan kesatuan agar segala permasalahan bangsa dapat teratasi.

Baca juga: Moeldoko lakukan peletakkan batu pertama perluasan RSUP M Djamil

"Tidak ada yang sulit kalau kita bersatu padu. Apalagi kita dianugerahi dengan sumber daya manusia yang luar biasa dan cerdas. Mereka adalah anak-anak muda yang bukan jadi generasi pewaris, tapi jadi generasi yang menentukan masa depan," kata dia.

Mantan Panglima TNI itu memaparkan bahwa pemerintah telah memiliki rencana terukur untuk mencapai target agar Indonesia menjadi negara dengan perekonomian tertinggi peringkat tujuh dunia pada 2030.

Selain itu, katanya, pemerintah menargetkan sebanyak 113 juta tenaga kerja terlatih pada 2030 dari hanya 55 juta tenaga terlatih pada 2012.

"Dengan peluang pasar sebesar 1,8 triliun dolar AS pada tahun 2030, sumber daya kita di bidang agribisnis, perikanan, dan sumber daya alam lainnya sangatlah besar. Jadi kita butuh sumber daya manusia yang bisa mengelola potensi yang besar itu," kata dia.

Baca juga: Moeldoko minta BRIN riset komponen mobil listrik yang masih diimpor
Baca juga: Moeldoko: Kasus Lukas Enembe murni soal hukum

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022