Palu (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Profesor Lukman Thahir, meminta Mabes Polri mempertimbangkan untuk memberhentikan perpanjangan Operasi Madago Raya yang terkonsentrasi di Kabupaten Poso.


"Dengan peristiwa tertembak diduga anggota terakhir dari MIT Poso maka perpanjangan itu harus menjadi sinyal bagi Mabes Polri untuk menghentikan operasi Madago Raya," kata Guru Besar Ilmu Filsafat UIN Palu, Prof Lukman di Palu, Jumat.

Baca juga: Satgas Madago Raya curigai ada bahan peledak di jasad DPO MIT Poso

Dia menjelaskan usul untuk mempertimbangkan menghentikan operasi itu, sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan Sulteng saat ini yaitu memperlihatkan wajah daerah dengan penuh kedamaian.

Sehingga, sambung Lukman, dalam upaya semacam itu tidak lagi membutuhkan pengerahan personel aparat Polri maupun TNI yang bersenjata lengkap di sekitar masyarakat.

"Sekaligus memang indikator untuk memperlihatkan keberhasilan dari operasi itu adalah dengan cara menghentikan, karena kalau tidak dihentikan orang-orang akan terus bertanya kapan selesai dan sejauh apa keberhasilan dari operasi itu," jelas Prof Lukman.

Akan tetapi, sambung Prof Lukman, penghentian operasi Madago Raya bukan berarti pihak aparat melepas tangan secara begitu saja.

Prof Lukman yang juga mantan Sekretaris Jendral (Sekjen) Pengurus Besar (PB) Alkhairaat itu menyampaikan, agar pihak aparat tidak boleh meninggalkan memori atau citra yang tidak mengesankan pada masyarakat pada tiga wilayah yang selama ini menjadi konsentrasi operasi yakni Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong.

"Pemulihan kondisi sosial pasca-operasi itu sangat penting jangan sampai meninggalkan trauma diantaranya harus bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul selama operasi berlangsung seperti kasus salah tembak," jelasnya.

Selanjutnya, sambung Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Sulteng itu mengatakan, adalah pembentukan tim kecil yang untuk tetap melakukan pemantauan terhadap potensi yang diduga masih ada.

"Harus tetap dipantau jika memang potensi itu masih ada, akan tetapi bukan lagi dengan konsep operasi melainkan tim kecil saja yaitu dengan cara turut melibatkan pihak-pihak terkait," demikian Prof Lukman.



Baca juga: Evakuasi Pak Guru, DPO MIT Poso terkendala medan
Baca juga: Satgas Madago Raya lumpuhkan satu DPO MIT Poso

Dokumentasi-Sebuah mobil pasukan Brimob Polri melintas di sekitar perkampungan warga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (29/11/2020). Aparat keamanan masih memburu para pelaku penyerangan yang diduga dilakukan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang terjadi pada Jumat (27/11/2020) lalu yang menewaskan empat orang warga desa setempat. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/Mohamad Hamzah/aww.

Pewarta: Muhammad Izfaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022