Jakarta (ANTARA) - Salah satu sekolah menengah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yaitu SMK-Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor (SMK-SMAK Bogor) menerapkan program setara D1 yang menjadi keunggulan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) industri.

“Dengan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri yang besar, mencapai sekitar 600 ribu orang per tahun, keberadaan SDM kompeten menjadi faktor sangat penting dalam mendukung pertumbuhan industri," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Arus menjelaskan pelaksanaan pendidikan di SMK-SMAK Bogor selaras dengan komitmen BPSDMI Kemenperin untuk memperkecil jarak kompetensi antara dunia industri dengan dunia pendidikan.

“Pembelajaran di SMK-SMAK Bogor diselenggarakan selama empat tahun, sehingga kompetensinya setara dengan D1 bahkan lebih, karena yang dipelajari sebagian besar merupakan mata pelajaran yang disampaikan di tingkat perguruan tinggi,” katanya.

Jenjang D1 merupakan program pendidikan yang memiliki masa belajar paling singkat dibandingkan dengan program diploma lainnya.

SMK yang dapat menerapkan program setara D1 adalah SMK yang telah memenuhi syarat dan kualitas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Baca juga: Kemenperin berupaya hasilkan SDM industri via vokasi bertaraf global

Selain penyelenggaraan program pendidikan setara D1, SMK yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, ini juga menduduki peringkat pertama untuk SMK terbaik berdasarkan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang dirilis oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) selama tiga tahun berturut-turut dari 2020 sampai 2022.

Menurut Arus, keberhasilan ini tidak terlepas dari peran SDM, sarana prasarana, sistem PPDB, dan juga kurikulum. SMK-SMAK Bogor dilengkapi dengan sarana prasarana lengkap sesuai dengan tuntutan industri.

“Kemudian, Kemenperin juga menyelenggarakan sistem penerimaan siswa baru yang sangat selektif melalui jalur Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS), baik JARVIS Prestasi, JARVIS Bersama, dan JARVIS Mandiri, sehingga terpilih siswa-siswa yang berkualitas sebagai SDM industri,” jelasnya.

Wakil Manajemen Mutu SMK-SMAK Bogor, Rusman, mengatakan, kegiatan belajar di sekolah tersebut menggunakan kurikulum yang terintegrasi antara Kemendikbud serta Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan sudah diselaraskan dengan kebutuhan industri.

Pembelajaran dilaksanakan dengan metode dual system dengan proporsi 70 persen praktik dan 30 persen teori yang berlangsung selama empat tahun, termasuk program magang di industri selama enam bulan.

“Berdasarkan testimoni yang disampaikan oleh industri, lulusan SMK-SMAK Bogor memiliki kompetensi lebih dari cukup untuk menghadapi dunia industri, bahkan dibandingkan dengan lulusan D3. Mereka dapat beradaptasi dengan cepat terkait bidang pekerjaannya, dan cepat menerima dan mengeksekusi arahan,” ungkapnya.

Baca juga: Kemenperin sumbang komputer berkecepatan tinggi untuk sekolah vokasi

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022