Palu (ANTARA) - Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II di Palu, Sulawesi Tengah, mengedepankan skema partisipatif dalam membangun 712 unit hunian tetap (huntap) untuk warga yang terdampak gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Huntap BP2P Sulawesi II Zulfahmi di Palu, Kamis, mengemukakan pembangunan 712 unit huntap melibatkan masyarakat yang tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Iya, lewat skema partisipatif ini masyarakat, khususnya KPM dapat melihat langsung lahan hunian mereka, termasuk melihat langsung proses pembangunan hunian mereka," ucap Zulfahmi.

Baca juga: Pemkot Palu janjikan Rusunawa untuk penyintas tidak mendapat huntap

Zulfahmi mengatakan lewat skema tersebut, keluarga penerima manfaat 712 unit hunian tetap dapat memberikan saran dan masukan kepada BP2P Sulawesi II dalam proses pembangunan hunian, melalui fasilitator yang telah dibentuk.

BP2P Sulawesi II telah membentuk dan meningkatkan kapasitas 145 fasilitator yang bertugas melakukan pendampingan dalam setiap proses pembangunan 712 unit huntap tersebut.

Zulfahmi mengatakan setiap unit huntap yang dibangun berukuran tipe 36, setiap unit umumnya dibangun di atas lahan seluas 10 x 15 meter atau luas lahan per unit 150 meter persegi.

Dengan demikian, konsep hunian yang dibangun yaitu mengedepankan konsep hunian bertumbuh. Konsep hunian bertumbuh, yaitu warga atau KPM dapat menambah luas bangun di atas lahan 10 x 15 tersebut, dengan tetap mengacu kepada konsep tahan gempa.

"Dalam konteks BP2P Sulawesi II melalui fasilitator yang dibentuk akan mendampingi dan membantu KPM, misalnya dari sisi desain penambahan bangunan," ujarnya.

BP2P Sulawesi II, katanya, juga memberikan pelatihan kepada peningkatan kapasitas kepada KPM dalam menambah bangunan huntap.

Ia menambahkan luas lahan setiap unit huntap bervariasi tergantung dari luas total lahan yang disiapkan oleh pemerintah daerah.

"Di beberapa titik ada yang tidak samping 10 x 15 meter, hal ini tergantung pada luas lahan yang disesuaikan dengan jumlah keluarga penerima manfaat," ucapnya.

Baca juga: PUPR diminta percepat pembangunan huntap relokasi mandiri di Palu

Baca juga: PUPR berharap huntap jangan sampai jadi permukiman kumuh

Kepala Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan BP2P Sulawesi II, Erpika Ansela Surira mengemukakan pembangunan 712 unit huntap tersebut merupakan pembangunan tahap 2A dengan anggaran sebesar Rp120 miliar lebih.

Proyek pembangunan hunian tetap itu membutuhkan waktu 365 hari, dengan kontraktor pelaksana pekerjaan PT Wijaya Karya Beton dan PT Murni Konstruksi Indonesia, sementara teknikal manajemen konsultan adalah PT Indah Karya dan PT Widya Graha Asana.

Huntap tahap 2A tersebut, untuk Kabupaten Donggala dibangun di Desa Lende, Tompe, Wani, Lende Ntovea, Tanjung Padang, Ganti, Lompio, dan Loli Dondo. Sedangkan di Kota Palu, hunian yang dibangun adalah hunian mandiri atau lahan pembangunannya disiapkan oleh warga calon penerima manfaat.

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022