Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, menyebutkan hilirisasi komoditas perkebunan memicu daya saing dan meningkatkan nilai tambah, yang berdampak pada perekonomian nasional.
“Hilirisasi mampu menciptakan lapangan kerja, menciptakan nilai tambah, meningkatkan devisa, dan membuat neraca perdagangan positif. Kalau kita tidak beranjak dari hilirisasi maka nilai tidak bertambah, oleh karena itu hilirisasi berbagai komoditas harus didorong,” ujar Airlangga.
Hilirisasi yang dilakukan pemerintah telah mampu meningkatkan nilai ekspor pada sejumlah komoditas seperti kelapa sawit yang tumbuh menjadi 28,52 miliar dolar AS pada 2021, serta besi dan baja yang juga tumbuh menjadi 21,47 miliar dolar AS.
Pemerintah juga telah menyiapkan bantuan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki plafon sebesar Rp373,17 triliun pada 2022 dan akan meningkat sebesar Rp470 triliun pada 2023.
Airlangga menjelaskan penggunaan KUR tersebut dapat menjadi opsi investasi jangka panjang bagi para pelaku sektor pertanian khususnya pada komoditas kelapa sawit.
Baca juga: Airlangga harap Sherpa G20 bisa rumuskan solusi atasi krisis dunia
“Pada sektor pertanian telah diberikan KUR sebesar Rp70 triliun dan bisa meningkat karena tidak ada batasan bagi sektor pertanian, kemudian pemerintah juga berupaya mendorong KUR kelompok yang belum optimal pelaksanaannya,” ungkapnya.
Sementara itu, ia menyampaikan ketersediaan beras berada pada level aman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan capaian produksi hingga 31 juta ton dalam tiga tahun terakhir. Dengan capaian tersebut, Indonesia berhasil memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute (IRR) di tengah situasi pandemi dan krisis pangan yang terjadi di berbagai negara.
Menko Airlangga pun turut mengajak berbagai pihak baik korporasi maupun pemerintah daerah untuk dapat mendorong kemajuan berbagai komoditas lain dengan gencar melakukan promosi dan memasarkan produk yang dihasilkan sehingga dapat mendorong kesejahteraan para petani.
Baca juga: Airlangga dukung B20 promosikan investasi inklusif dan berkelanjutan
Sektor pertanian berhasil menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 12,98 persen. Peran penting pertanian tersebut salah satunya ditopang oleh kinerja subsektor perkebunan sebagai kontributor utama dengan porsi terhadap PDB pertanian hingga 27 persen.
Untuk itu, pemerintah berupaya terus mengoptimalkan subsektor perkebunan melalui berbagai langkah agar dapat mendorong kinerja pertanian yang berdampak pada perekonomian nasional, salah satunya hilirisasi.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022