Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo kembali menegaskan Indonesia diproyeksikan akan menjadi ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2030 dengan total kontribusi hingga Rp4.531 triliun.
Dia mengatakan, pihaknya mengulas bagaimana saat ini BUMN berupaya untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi melalui digitalisasi.
“Saat ini kami senang menciptakan konsumen baru melalui digital platform. Salah satu platform yang kami kembangkan saat ini adalah Superapp Livin by Mandiri. Dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membolehkan aplikasi ini menawarkan multi produk menjadikan Livin by Mandiri salah satu superapp dengan fungsi dan konsep yang unik,” ujar Kartika Wirjoatmodjo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dia juga menekankan bagaimana BUMN saat ini membuka peluang bagi para brand untuk
menjual dan mengiklankan produknya melalui aplikasi Livin. Selain aplikasi Livin, beberapa aplikasi lainnya seperti Ferizy, KAI Access, PLN Mobile, My Pertamina, My Telkomsel, Peduli Lindungi, juga menjadi wujud dukungan BUMN untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tanah air melalui digitalisasi.
Di sisi lain, transformasi digital telah menjadi pusat perhatian sebagai salah satu dari tiga
pilar prioritas Kepresidenan G20 Indonesia, yang menggarisbawahi potensi ekonomi digital dalam waktu dekat.
Sejalan dengan visi tersebut, Wirjoatmodjo menjelaskan berbagai inovasi Kementerian BUMN yang tak hanya pada pengembangan Superapp, tetapi juga mendukung kemudahan akses internet masyarakat di wilayah 3T. Hal ini diimplikasi pada upaya Telkomsel yang telah memperluas pembangunan towernya hingga mencapai 44.206 tower di seluruh Indonesia.
“Saat ini seluruh daerah di Indonesia hingga rural area angka penetrasi internetnya terus meningkat. Contohnya Vidio.com, tidak seperti Netflix atau Disney Hotstar, Vidio memiliki mayoritas pengguna di rural area, hal ini menunjukkan tren digitalisasi yang sangat borderless. Mendukung hal ini, Telkomsel sudah membangun puluhan ribu tower di seluruh Indonesia untuk membuat internet dapat diakses secara seamless," ujarnya.
Tren inovasi industri saat ini yang sangat konsumer sentris membuat kompetisi Startup di Indonesia semakin ketat. Oleh karenanya, dia membeberkan beberapa fakta menarik soal dukungan Kementerian BUMN bagi keberlangsungan Startup di Indonesia.
“Sebelumnya Indonesia sangat bergantung pada investor luar negeri, saat ini BUMN akan berupaya mendukung Startup melalui sejumlah Venture Capital yang kami naungi. Beberapa program dijalankan untuk menjaring Startup yang antusias untuk kami dukung, seperti melalui program Hackathon pada BUMN Startup Day, BRI Ventures, Mandiri Capital, Merah Putih Fund, dan masih banyak lagi," katanya.
Di saat market digital di Indonesia sudah terbangun, saat ini BUMN mendorong agar produk digital juga berkembang di berbagai sektor. Seperti di sektor logistik, kesehatan, edu-tech, agri-tech, dan telemedisin.
Baca juga: Sri Mulyani: Investasi ekonomi digital RI capai 4,7 miliar dolar AS
Baca juga: Tingkatkan kemampuan talenta sambut ekonomi digital 2030
Baca juga: Presiden minta startup terus bantu UMKM tersambung ke platform digital
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022