Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan PM Palestina Ismail Haniya, kendati dalam rangkaian kunjungannya akhir April nanti ke Timur Tengah, Palestina belum dijadwalkan untuk dikunjungi.
"Palestina tidak jadi, karena belum pasti. Tapi niat Presiden ada untuk bertemu Presiden dan PM Palestina," kata utusan khusus Presiden untuk urusan Timur Tengah, Alwi Shihab, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu usai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima Lakhdar Brahimi, mantan penasihat Sekjen PBB untuk masalah pencegahan dan penyelesaian konflik.
Menurut Alwi, kunjungan Presiden ke kawasan Timur Tengah yang dijadwalkan pada akhir April hingga awal Mei itu hanya akan meliputi empat negara dan Palestina tidak termasuk di antaranya.
Namun demikian, menurut Alwi, saat ini sedang dijajaki kemungkinan agar Presiden Yudhoyono dapat bertemu dengan Presiden dan PM Palestina di luar Palestina.
Empat negara yang akan dikunjungi Yudhoyono dalam rangkaian lawatan selama delapan hari nanti, ungkap Alwi, adalah Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Menurut dia, kunjungan itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral negara-negara tersebut dengan Indonesia, termasuk mengalirnya investasi dari Timur Tengah ke Indonesia.
Sementara itu, menurut Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, dalam jumpa pers usai Brahimi diterima Presiden Yudhoyono, mengatakan dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai isu, termasuk situasi di Irak, Afghanistan, Konferensi Asia Afrika, dan situasi di Timur Tengah khususnya di Palestina.
Lakhdar, yang merupakan warga negara Aljazair, adalah mantan penasihat Sekjen PBB untuk urusan pencegahan dan penanganan konflik.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006