Denpasar (ANTARA) - Agaknya, TNI-Polri tidak mau ambil risiko untuk pengamanan rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT/Leader’s Summit) G20 di Bali, pada 15-16 November 2022.

Karena itu, Polri menyiapkan sekitar 6.826 personel, sedangkan Kodam IX/Udayana sekitar 6.000 personel. Namun, Mabes Polri menginstuksikan agar menambah personel polisi sebanyak 20 persen.

Akhirnya, seting pengamanan yang direncanakan itu berubah menjadi 8.191 personel, atau ada tambahan 20 persen atau sebanyak 1.365 polisi yang bakal bertugas mengamankan rangkaian KTT G20 di Bali, sehingga jumlah total polisi yang dikerahkan untuk mengamankan kegiatsn internasional itu mencapai 8.191 personel.

Walaupun demikian, Polda Bali mencatat jumlah tambahan itu mungkin pasukan cadangan. Dari ribuan polisi yang bakal bertugas mengamankan rangkaian KTT G20 di Bali, pasukan itu merupakan gabungan dari Polda Bali dan BKO Mabes Polri.

Kalau hanya dari polda, personel nanti kegiatan rutin tidak bisa dilaksanakan. Jadi, perlu back up dari Mabes Polri.

Sementara itu, Panglima Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto selaku Komandan Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Bali untuk G20 berencana mengerahkan 6.000 prajurit untuk membantu kepolisian mengamankan kegiatan KTT G20 di Bali.

Untuk kekuatan di wilayah Bali, Kodam IX/Udayana sekitar 6.000 personel. Pasukan itu yang nanti digelar untuk satgas pengamanan wilayah.

Di luar jumlah itu, Kodam IX/Udayana bakal mengerahkan 2.000 prajurit untuk siaga mengantisipasi bencana alam. Ribuan anggota Satgas Evakuasi Bencana itu mengantisipasi bencana alam yang terjadi secara tiba-tiba saat pelaksanaan G20, bahkan hingga dibentuk Satgas Evakuasi.

Keberadaan Satgas Evakuasi Bencana yang dipimpin langsung oleh Kasdam IX/Udayana itu merupakan langkah kesiapsiagaan Kodam IX/Udayana, mengingat Bali memiliki 11 potensi ancaman bencana, di antaranya letusan gunung api dan tsunami.


Pintu masuk

Ribuan personel Polri di Bali itu akan menjaga ketat sejumlah titik yang menjadi pintu masuk ke Pulau Bali guna mengantisipasi potensi ancaman keamanan selama rangkaian kegiatan G20.

Polda telah menempatkan personel di titik-titik yang menjadi pintu masuk ke Pulau Dewata untuk mengawasi situasi dan memeriksa pengunjung sebagai langkah preventif.

Pintu-pintu masuk itu, mulai dari Gilimanuk, Padangbai, Benoa, Celukan Bawang, juga di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Penempatan anggota kepolisian juga bersifat terbuka maupun tertutup yang melaksanakan operasi pengawasan, pengecekan secara rutin maupun pengamatan.

Bahkan, potensi ancaman teror juga diantisipasi Polda Bali melalui koordinasi dengan Detasemen Khusus Anti-Teror (Densus) 88 Mabes Polri. Perhatian terhadap potensi aksi terorisme tersebut menjadi bagian tidak terpisahkan dari operasi pengamanan kegiatan G20 di Bali.

Untuk masalah yang bersifat kontingensi, kejahatan-kejahatan berintensitas tinggi, Mabes Polri dan juga Densus 88 memang melakukan fungsi deteksi kantong-kantong orang-orang yang perlu diwaspadai.

Isu terorisme di Bali menjadi perhatian setelah tim Densus 88 menggeledah rumah seorang terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Denpasar, Bali, 6 September 2022. Densus 88 menggeledah rumah terduga teroris berinisial FI setelah pemilik rumah ditangkap di Lumajang, Jawa Timur.

Terkait situasi itu, Polda Bali pun memberi perhatian serius terhadap seluruh potensi ancaman yang ada. Polisi juga telah menempatkan kamera pengawas (CCTV) yang dilengkapi dengan kemampuan mengenali wajah (face recognition) dan pelat nomor kendaraan (license plate recognition).

Namun, Kapolda Putu Jayan juga tetap meminta dukungan masyarakat untuk turut aktif mengawasi situasi di sekitar tempat tinggal.

Dukungan dari masyarakat sekecil apa pun informasi yang ada bisa disampaikan ke kami untuk sama-sama menjaga situasi pelaksanaan G20,.


Kendaraan listrik

Selain operasi pengamanan, jajaran kepolisian dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri juga menyiapkan 264 personel pengawal tamu VVIP KTT G20 yang dilatih beradaptasi dengan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional ajang internasional tersebut.

Rencananya, pengawalan untuk pengamanan acara G20 memang menggunakan kendaraan listrik, seperti mobil dan sepeda motor, sehingga perlu pelatihan untuk mengemudi kendaraan tersebut, karena ada perbedaan signifikan antara kendaraan listrik dan kendaraan konvensional.

Apalagi terkait aspek keselamatan untuk tamu negara. Kalau kendaraan listrik itu tanpa suara, adanya indikator di dashboard.

Salah satu yang penting diketahui oleh para pengawal G20, adalah fungsi regenerative. Kendaraan listrik tidak memiliki engine brake atau perlambatan kecepatan kendaraan saat gigi (persneling) diturunkan.

Dalam kendaraan listrik ketiadaan engine brake itu digantikan dengan fungsi regenerative, yang terbagi tiga level dari satu hingga tiga. Level satu smooth (pelan), level dua lebih kuat dan level tiga kalau tidak terbiasa bisa kaget.

Meski telah menguasai segala teknis di lapangan, para pengawal itu nantinya di-BKO-kan ke Paspampres. Dengan demikian, untuk semua pengamanan akan berkoordinasi dengan Paspampres setiap negara.

Pada peringatan Hari Lalu Lintas Bhayangkara Ke-67, Polri menyiapkan 176 kendaraan listrik yang terdiri atas 88 mobil listrik dan 88 motor listrik untuk mengamankan KTT G20 guna mengakselerasi penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Menjelang puncak KTT G20, patroli polisi berkuda (Turangga) sering melintasi Kawasan ITDC (Indonesia Tourism Development Coporation/PT Pengembangan Pariwisata Indonesia), karena kawasan itu merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat kegiatan G20. Kawasan lain akan menjadi perhatian Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Bali melalui patroli laut dalam upaya memastikan perairan laut Bali aman selama pengamanan kegiatan KTT G20.

Polda Bali akan terus melakukan patroli secara rutin, khususnya di tempat-tempat yang telah ditetapkan sebagai locus acara pertemuan G20, kata Asisten Operasi (Asops) Kapolri Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi (22/9/2022).

Polri telah menetapkan lima kawasan prioritas pengamanan selama penyelenggaraan KTT G20, yakni di Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua Utara, Nusa Dua Selatan, dan Sanur. Pasukan berdinas selama 10 hari, mulai 7-17 November 2022. Semuanya akan melakukan pengamanan secara ketat mulai pintu-pintu masuk hingga lokasi acara pertemuan para kepala negara anggota G20 itu.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022