Mataram (ANTARA) - Ratusan siswa-siswi SMAN se-Kabupaten Bima dan Kota Bima bersama Dewan Pelaksana (DP) Geopark Tambora-Sererve Biosphere Reserve Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat menggelar aksi bersih-bersih sampah di sepanjang Pantai Kalaki Kabupaten Bima.

General Manager Geopark Tambora-SBR, Hadi Santoso mengatakan program bersih-bersih sampah di Pantai Kalaki dilaksanakan untuk mendukung dan menyukseskan program NTB Zero Waste atau bebas sampah yang merupakan salah satu program unggulan gubernur dan wakil gubernur.

"Kegiatan yang diinisiasi oleh komunitas lingkungan JAO Bima juga merupakan salah satu bentuk aksi untuk memperingati World Clean Up Day atau hari bersih sampah sedunia tahun 2022, yang melibatkan perwakilan pelajar SMAN/SMKN dan jajaran guru serta pihak sekolah," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Kamis.

Kegiatan ini juga didukung oleh Surat Edaran Gubernur NTB Nomor 050/6159/PPLDISLHK/2022 tanggal 7 September 2022 tentang Dukungan dan Partisipasi Kegiatan World Clean Up Day Tahun 2022.

Menurutnya, kegiatan aksi bersih-bersih dalam rangka mendukung dan menyukseskan program NTB bebas sampah dan memperingati World Clean Up Day, merupakan kali ketiga digelar.

"Pada awal September, kami juga melaksanakan kegiatan aksi bersih-bersih bersama SMKN 1 Kempo dan jajaran Dikbud Dompu, selanjutnya seminggu yang lalu bersama Bupati, Wabup dan jajaran Pemda Bima," terangnya.

Baca juga: Peringati WCD, ratusan mahasiswa Untan bersih-bersih sampah

Untuk aksi bersih-bersih dan gotong royong kali ini, sebayak 20 SMA dan SMKN yang melibatkan ratusan siswa-siswi di wilayah Kabupaten Bima dan Kota Bima, ikut terlibat membersihkan destinasi wisata Pantai Kalaki.

Untuk itu Hadi mengajak dan mengedukasi siswa, tentang pentingnya menjaga lingkungan dan membersihkan lingkungan dari sampah. Karena saat ini keberadaan sampah di NTB, sudah sangat memprihatinkan.

"Sampah ini sebenarnya, bukan sumber masalah. Sampah ini, kalau kita tau sampah dapat dimanfaatkan dan menghasilkan uang. Saya yakin, adik-adik memiliki unit pengolahan sampah di sekolah," ucapnya.

Maka dari itu, sepatutnya gerakan bersih-bersih ini harus menjadi contoh bagi masyarakat. Para pelajar dapat menjadi agen untuk mengedukasi masyarakat tentang kebersihan dan memilah sampah serta memanfaatkannya.

"Kita tidak mau kan planet tempat kita tinggal ini penuh dengan sampah. Maka adik-adik harus memiliki kesadaran untuk membiasakan diri mengolah sampah dan ikut peduli membersihkan sampah baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat," katanya.

Hadi juga memberikan edukasi tentang tugas dan fungsi Geopark Tambora. Memperkenalkan tentang Geopark Tambora, serta sejarah besar tentang taman bumi ini kepada para siswa-siswi SMAN/SMKN se-Kabupaten dan Kota Bima.

Sementara itu, Sekretaris Kantor Cabang Dinas Dikbud Bima-Kota Bima, Salahuddin, mengapresiasi kegiatan yang digelar DP Geopark Tambora-SBR berkolaborasi dengan komunitas lingkungan JAO Bima.

"Kegiatan ini sangat bagus, siswa-siswi ini diajak bergotong royong. Ada nilai karakter yang tanamkan dengan keterlibatan langsung dan kepedulian-nya terhadap lingkungan," ujarnya.

Ia berharap ke depan kegiatan semacam ini, tidak berhenti pada aksi bersih-bersih saja, namun ada aksi melakukan penanaman pohon dan penghijauan lingkungan.

Para siswa, terlihat begitu antusias dan ceria sesekali diselingi dengan canda tawa, membersihkan dan memungut sampah plastik, kayu maupun sampah lainnya.

Salah satu siswa asal SMAN 1 Donggo, Nur kelas XII mengaku senang mengikuti kegiatan aksi bersih-bersih seperti ini. Selain bisa interaktif dengan siswa-siswi lain, saling kenal dan silaturahmi, juga membangun kesadaran remaja dan generasi muda.

"Gerakan bersih-bersih ini juga penting, untuk membudayakan kami kaum muda agar tetap peduli untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sembarangan, sehingga mengotori lingkungan di sekitar," katanya.

Aksi siswa-siswa SMAN/SMKN ini, mengundang kepedulian para wisatawan asal Belanda yang sedang lewat pantai Kalaki. Para turis tersebut bahkan ikut terlibat langsung membersihkan sampah di pinggir pantai.

Marco, turis asal Belanda mengatakan bahwa kegiatan sangat bagus. Peduli akan kelestarian lingkungan dan alam sekitar. Ia mengaku senang saat melihat ada keramaian di pinggir pantai, sehingga sebagian wisatawan asal Eropa tersebut sepakat untuk ikut membersihkan para pelajar.

"Ini kegiatan yang sangat bagus. Sampah plastik ini merupakan polusi. Tidak bisa terurai.Maka harus dibersihkan dan diolah. Terimakasih sudah mengizinkan kami ikut bersih-bersih," katanya.

Baca juga: Komunitas di Ambon aksi bersih sampah peringati hari bersih lingkungan

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022