Jakarta (ANTARA) - Ekonomi Jerman sudah berada dalam resesi sebagai akibat dari krisis energi, tingkat inflasi yang tinggi dan menyusutnya perdagangan global, kata Institut Riset Ekonomi (DIW Berlin) negara itu pada Rabu (28/9).

"Sayangnya tidak ada harapan saat ini," kata pakar ekonomi DIW Guido Baldi, yang memperkirakan produk domestik bruto (PDB) ekonomi terbesar Eropa itu akan menyusut sekitar lima persen pada 2022 dan 2023.

Barometer ekonomi bulanan pada September masih berada di bawah ambang batas 100 poin yang menunjukkan pertumbuhan rata-rata di Jerman. Pada angka 79,8 poin, tingkat pertumbuhan tersebut menunjukkan sedikit perubahan dari level Agustus, menurut DIW Berlin.

"Kenaikan besar dalam harga energi menyebabkan kerugian dramatis dalam daya beli dan ancaman yang membuat produksi tidak menguntungkan di banyak perusahaan," kata DIW Berlin.

DIW Berlin menyebut konflik Rusia-Ukraina dan pandemi COVID-19 adalah "beban tambahan pada ekonomi Jerman yang berorientasi ekspor."

Tingkat inflasi Jerman naik ke rekor 7,9 persen pada Agustus, menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis). Hal ini didorong oleh melonjaknya harga produk energi yang meroket 35,6 persen secara tahunan (year on year/yoy)

Krisis energi menjadi masalah terbesar bagi industri Jerman. "Bagi beberapa perusahaan, pertanyaan akan segera muncul, apakah saat ini layak untuk mempertahankan produksi sama sekali," kata pakar ekonomi DIW Laura Pagenhardt memperingatkan.

Pada saat yang sama, pesanan domestik dan internasional mulai menurun. "Setidaknya hambatan yang sulit dihilangkan sampai sekarang dalam rantai pasokan internasional tampaknya secara bertahap mereda, memungkinkan timbunan (backlog) pesanan yang masih tinggi untuk diproses lebih efisien," kata DIW Berlin.

Pada Juli, backlog di sektor manufaktur Jerman naik 12,6 persen (yoy), setelah pesanan yang tidak terpenuhi mencapai level tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2015, menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis).


Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022