New York (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Perutusan Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menandatangani "International Tropical Timber Agreement (ITTA) 2006" sebagai penegasan komitmen pengelolaan hutan tropis secara berkelanjutan.Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk PBB Rezlan Ishar Jenie menandatangani perjanjian tersebut di Markas PBB New York, Jumat, sementara dari pihak PBB diwakili oleh Barbara Miscelangelo, pelaksana Kepala Divisi Perjanjian PBB. Indonesia merupakan negara pertama yang menanda-tangani perjanjian tersebut. "Fakta ini menunjukkan perhatian besar Indonesia atas ITTA yang mengakui perlunya keseimbangan antara hak dan kewajiban pihak produsen dan konsumen kayu tropis, serta memfasilitasi perdagangan bebas dan adil terhadap komoditas kayu tropis," kata Rezlan. Pokok dari ITTA 2006 adalah berupaya mengakomodasi perubahan ekonomi dan lingkungan secara global, pengelolaan hutan tropis secara berkelanjutan dan memperkuat peranan perdagangan kayu tropis dalam pembangunan berkelanjutan. "Elemen ini penting bagi Indonesia mengingat status Indonesia sebagai salah satu negara produsen kayu tropis terbesar di dunia," tambah Dubes Rezlan. Ia menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk ratifikasi ITTA 2006 sesuai prosedur konstitusional serta melakukan harmonisasi perundang-undangan di bidang terkait dengan perjanjian tersebut. ITTA 2006 merupakan Persetujuan Pengganti ITTA 1994 dan akan berlaku pada tahun 2008 selama 10 tahun dengan opsi perpanjangan masa berlaku selama delapan tahun. Sebagai negara eksportir kayu tropis dan anggota aktif International Tropical Timber Organization, Indonesia sangat berkepentingan dalam pengelolaan hutan tropis secara berkelanjutan. Diharapkan ITTA, yang diadopsi lewat proses United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD) pada 27 Januari 2006, tidak hanya memfasilitasi perdagangan bebas dan adil untuk komoditas kayu tropis, namun memberikan keseimbangan antara hak dan kewajiban produsen dan konsumennya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006