Jayapura (ANTARA News) - Ketua Forum Komunikasi Generasi Muda Pembebasan Irian Barat, Nico Maury meminta aparat keamanan agar menindak pelaku pengibar bendera "Bintang Kejora" di dalam Rektorat Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen) di Waena, Kota Jayapura, Kamis (6/4) sesuai prosedur hukum yang berlaku demi tetap mempertahankan keutuhan NKRI. "Aparat keamanan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pengibar bendera Bintang Kejora di depan halaman Rektorat Uncen karena tindakan itu sangat tidak terpuji dan menciptakan konflik di Tanah Papua yang telah dicanangkan sebagai daerah aman, tertib dan damai," kata Maury di Jayapura, Jumat. Sebab, katanya, Kampus perguruan tinggi seperti Uncen itu bukan milik suatu suku atau kelompok tertentu, tetapi milik semua anak anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, sehingga perbuatan orang yang berniat menciptakan konflik melalui pengibaran bendera Bintang Kejora di halaman Rektorat Uncen perlu ditindak tegas. Maury menyesalkan tindakan anarkhis di depan Kampus Uncen, 16 Merat lalu yang mengakibatkan tiga aparat Brimob Polda Papua, satu anggota Dalmas Polresta Jayapura dan satu anggota TNI-AU meninggal dunia dianiaya para pemberontak yang memprotes kehadiran PT Freeport Indonesia. Maury minta putra dan putri pejuang pembebasan Irian Barat ikut memberantas orang atau kelompok yang sedang berusaha menciptakan konflik di Tanah Papua, sebab keutuhan NKRI bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, melainkan seluruh komponen masyarakat termasuk pemuda pejuang pembebasan Irian Barat. Dia mengemukakan, separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) mungkin ada, tetapi yang selama ini bereaksi adalah orang atau kelompok yang berbusana pegawai negeri sipil. "Ada kepentingan orang atau kelompok tertentu yang mengatasnamakan gerakan separatis OPM. Para pelaku itu perlu mendapat perhatian khusus dari aparat keamanan untuk memberikan tindakan tegas," katanya. Maury juga berharap pelaku aksi gerakan separatis OPM agar bertanggung jawab terhadap aksinya dan jangan berbuat aksi lalu berlari seolah-olah mencuci tangan. "Kalau berbuat harus bertanggung jawab, karena perbuatan aksi yang melawan negara menyebabkan orang lain mendapat getahnya," tambah dia. Dia juga berpesan agar masyarakat tidak terpengaruh dengan orang atau kelompok yang menyebarkan isu provokasi karena perbuatan itu dapat merugikan masyarakat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006