Kudus (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia memfasilitasi petani tembakau untuk bisa memasok tembakau sebagai bahan baku rokok langsung ke pabrik rokok, dengan harapan tembakau petani laku dengan harga lebih tinggi.
"Selama ini rantai distribusi tembakau dari petani ke pabrik rokok terlalu panjang dan masing-masing memiliki aturan sendiri-sendiri," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ditemui di sela-sela kunjungannya ke gudang produksi rokok Karangbener PT Djarum Kudus, Rabu.
Oleh karena itu, kata dia, agar petani tembakau tidak dirugikan karena panjangnya rantai distribusi tembakau yang mengakibatkan harga di tingkat petani jauh lebih murah sehingga petani tidak mendapatkan harga yang menarik dipertemukan langsung dengan pabrik rokok.
Hal itu, imbuh dia, seperti halnya saat dirinya menyelesaikan permasalahan sawit. Akhirnya petani dan pengusaha juga senang, masyarakat juga menikmati harga minyak goreng murah dan pemerintah mendapatkan pemasukan dari pajak.
Dengan dipertemukannya perwakilan petani tembakau dari Madura, Jawa Timur dengan perwakilan PT Djarum Kudus, diharapkan bisa memotong rantai distribusi yang cukup panjang tersebut.
Ia berharap nantinya petani tembakau dari Madura mendapat harga yang bagus, sehingga petani makmur dan kualitas tanaman tembakaunya juga lebih bagus, sedangkan pabrik rokok juga maju sehingga sama-sama untung.
Wakil Ketua Pelopor Paguyuban Petani dan Pedagang Tembakau Madura Abdul Bahri berharap ada kemudahan akses untuk bisa menjual tembakau secara langsung ke pabrik rokok, agar harga jual tembakau lebih tinggi sehingga ikut mensejahterakan petani.
Ketika rantai distribusinya terlalu panjang, kata dia, tentunya petani tidak akan mendapatkan harga jual yang tinggi.
"Jika kami dipercaya menjadi pemasok tembakau ke pabrik rokok, maka kami mampu memasok tembakau hingga 25.000 bal atau 1.800 ton," ujarnya.
Sementara itu, Advisory Senior Manajer Tobacco PT Djarum Iskandar mengungkapkan sebenarnya yang terjadi sudah melakukan kemitraan dengan petani melalui para pedagang.
Tembakau yang dibutuhkan, kata dia, bukan soal jumlah melainkan kualitasnya karena saat ini dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar, tembakau dari berbagai daerah masuk juga ke Madura sehingga yang asli semakin berkurang.
"Sesuai pesan dari Menteri Perdagangan, daerah penghasil tembakau juga harus menjaga keasliannya. Kami mencatat tembakau yang benar-benar asli tanaman dari daerah setempat justru dari Lombok karena terpisah dari pulau," ujarnya.
Kehadiran Menteri Perdagangan, kata dia, diapresiasi karena mengakomodir kepentingan petani dan menggugah perusahaan rokok supaya ikut bertanggung jawab.
Baca juga: Pemerintah didorong libatkan petani dalam penyusunan IHT
Baca juga: Kemenperin: Penerimaan cukai IHT meningkat meskipun produksi turun
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022