Kaderisasi ini penting untuk terus menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung sustainability (keberlanjutan) pembangunan

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat kaderisasi peneliti untuk menciptakan hasil-hasil riset dan inovasi berkualitas internasional dengan memotivasi dan mengukuhkan peneliti menjadi profesor riset.

"Kaderisasi ini penting untuk terus menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung sustainability (keberlanjutan) pembangunan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam acara pengukuhan profesor riset yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan para peneliti BRIN harus terus menghasilkan terobosan atau inovasi baru untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Pada kesempatan itu, BRIN mengukuhkan empat penelitinya menjadi profesor riset, yakni Anang Hari Kristanto dari Organisasi Riset (OR) Hayati dan Lingkungan, Angela Mariana Lusiastuti dan Dina Bisara dari OR Kesehatan, serta Erni Budiwanti dari OR Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora.

"Kita harapkan profesor riset menjadi penghela terdepan untuk kelompok-kelompok risetnya, karena itulah tanggung jawab menjadi profesor riset," ujarnya.

Ia berharap pengukuhan profesor riset tersebut dapat memotivasi peneliti lain untuk meningkatkan kompetensi dalam kepakarannya.

"Semoga hal ini bisa menjadikan semangat bagi para periset lainnya, agar kaderisasi serta kompetensi pada kepakaran tertentu tetap terjaga dan berkesinambungan," katanya.

Dalam orasi ilmiahnya, Anang mengatakan perlu pengembangan perangkat yang dapat mendeteksi secara cepat induk ikan yang siap dipijahkan dalam mendukung domestikasi ikan air tawar di Indonesia.

Sedangkan Angela mengatakan dalam orasi ilmiahnya bahwa aplikasi vaksinasi pada budidaya ikan air tawar dapat meningkatkan sintasan ikan lebih dari 10 persen.

Sementara Erni menuturkan pemerintah yang berperan dalam pembuatan kebijakan negara diharapkan tidak mengabaikan aspirasi dan kepentingan minoritas agama.

Dalam orasi ilmiahnya, Dina mengatakan foto toraks dan tes cepat molekuler (TCM) merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penemuan kasus tuberkulosis.

Baca juga: LIPI beri penghargaan kepada peneliti remaja dan muda Indonesia

Baca juga: Peneliti muda Sumsel lahirkan dokumen Peta Jalan Gambut Lestari

Baca juga: Ilmuwan muda minta data genom dan penanganan COVID-19 dipublikasikan

Baca juga: Mendikbudristek: PIRN lahirkan ilmuwan muda dengan riset berkualitas

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022