Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan membuka kembali sosialisasi dan reorientasi program kelas ibu hamil untuk mendukung pencapaian dari peningkatan akses dan juga kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Pelaksana Tugas Direktur Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan Ni Made Diah dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, mengatakan melalui kelas ibu hamil tersebut masyarakat dapat mengetahui hak mereka, mengetahui cara perawatan kesehatan, hingga cara pemenuhan gizi.

"Masyarakat akan bisa secara proaktif untuk mencari pelayanan kesehatan kepada fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan di sekitarnya," kata Diah.

Kegiatan sosialisasi dan reorientasi program kelas ibu hamil itu berlangsung secara daring melalui kanal YouTube Direktorat Gizi KIA dan Zoom yang berlangsung sejak 28 sampai 29 September 2022.

Baca juga: Pemkot Pekalongan lakukan pendampingan ibu hamil cegah stunting

Baca juga: Ahli gizi sarankan Ibu hamil rutin berjemur untuk cegah bayi tengkes

Diah menuturkan kegiatan itu diharapkan mampu meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, serta masyarakat dapat memperoleh informasi yang seimbang yang dapat membuat mereka mendukung tenaga kesehatan memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Pada awal masa pandemi COVID-19, kelas ibu hamil sempat terkendala karena berbagai kebijakan pembatasan aktivitas. Namun, kini pasca pandemi kelas ibu hamil kembali berlangsung dengan menghadirkan berbagai layanan esensial untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

"Ini bukan hanya untuk tenaga kesehatan puskesmas, tetapi juga seluruh fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang memang memberikan pelayanan bagi bayi baru lahir," katta Diah.

Lebih lanjut ia mengharapkan kegiatan itu dapat memberikan layanan edukasi memberikan sarana komunikasi, mendekatkan akses dari tenaga kesehatan kepada ibu dan juga keluarga dari bayi baru lahir.

Dalam kelas ibu hamil ada buku KIA yang sudah terkomunikasikan dengan baik, sehingga layanan-layanan esensial yang sudah direkomendasikan untuk dipenuhi itu dapat dilengkapi.

Kegiatan sosialisasi dan reorientasi ibu hamil tersebut menghadirkan berbagai topik, seperti pengisian buku KIA, pemantauan kehamilan agar ibu dan janin sehat, senam hamil hingga perawatan bayi baru lahir.

"Semoga nanti setelah kegiatan ini selama dua hari, pelayanan dari kelas ibu hamil semakin baik, sehingga bapak-ibu akan mendapatkan pasien-pasien, mendapatkan sasaran program yang lebih baik dan lebih terampil lagi karena sudah diberikan kelas ibu hamil," kata Diah.*

Baca juga: BKKBN Babel kerahkan 18.545 petugas dampingi ibu hamil

Baca juga: Kalbe-Universitas Yarsi latih kader penurunan "stunting"

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022