Jakarta (ANTARA News) - Delegasi anggota DPR RI yang akan berkunjung ke Australia mendapat teror dari orang tak dikenal dan Mabes Polri telah melakukan pengawalan ketat kepada mereka dan keluarganya. Adanya teror itu dikemukakan Ali Mochtar Ngabalin (Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi/BPD) DPR RI kepada pers di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat. Ali Mochtar adalah salah satu anggota delegasi DPR yang akan berkunjung ke Australia dalam waktu dekat. Ngabalin mengemukakan, dirinya telah diteror dua hari lalu ketika keluar dari gedung parlemen. Kendaraan yang ditumpanginya dilempari dengan batu oleh sekelompok orang di Jl Gatot Subroto Jakarta. Gelagat adanya teror itu diketahui ketika ada pengendara motor mengutitnya saat Ngabalin keluar dari Gedung DPR. Penguntit itu ada di pintu keluar Gedung DPR/MPR Jakarta. Begitu sampai di Jl Gatot Subroto, mobil yang dikendarai Ngabalin dilempari dengan batu hingga kacanya berantakan. Ketika pertama kali dilempari, Ngabalin berusaha keluar dari kendaraan untuk mengamati apa yang sebenarnya terjadi dan siapa pelakunya. "Saya semula mengira mungkin ada suatu aksi demo yang melakukan pelemparan dan kebetulan mengena kaca kendaraan saya," katanya. Ketika hendak membuka pintu, kata Ngabalin, sekelompok orang kembali meleparkan batu ke kendarannya. Akibatnya, beberapa bagian kaca kendaraan pecah, tetapi Ngabalin meneruskan perjalanan. Teror juga dilakukan melalui pesan singkat (SMS) melalui telepon genggam (HP). Isi SMS itu bernada ancaman dan caci maki mengenai rencana kunjungannya ke Australia. Dalam salah satu SMS yang ditunjukkan kepada sejumlah wartawan, berbunyi agar Ngabalin tidak ikut-ikutan mengurusi persoalan Papua. Ngabalin dicaci-maki tidak pantas mengurusi Papua karena bukan keturunan Papua. "Pengirim SMS itu rupanya tidak tahu bahwa saya ini keturunan Raja Fak-Fak Papua. Kakek saya yang menerima surat langsung dari Ratu Belanda Wilhelmina," katanya. Dengan darah keturunannya dari Fak-fak, kata Ngabalin, bagaimana mungkin dirinya tidak ikut mengurusi masyarakat Papua, walaupun secara resmi dirinya adalah anggota DPR dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan. Ngabalin mengemukakan, tekanan juga dialami anggota delegasi parlemen Indonesia yang akan berkunjung ke Australia. Persoalan ini telah dilaporkan kepada Kapolri dan sudah ditugaskan anggota Polri untuk mengawal mereka dan keluarganya. Mengenai kunjungannya ke Australia, Ngabalin mengemukakan tetap akan dilakukan dan saat ini sedang dilakukan persiapan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006