"Indonesia telah menyusun strategi implementasi NDC (Nationally Determined Contribution), juga strategi jangka panjang pembangunan rendah karbon yang terangkum dalam Forestry and Other Land Uses (Folu Net Sink 2030), Industrial Process and Peoduction Uses (IPPU) dan limbah," ujar Menteri LHK Siti dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Siti menjelaskan bahwa pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan memiliki peran penting untuk menangkal dari ancaman bencana dan hal itu juga tercantum dalam UUD 1945.
Berbicara saat orasi ilmiah di Dies Natalis Universitas Mulawarman di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa, dia menuturkan bahwa Indonesia pada aspek pengendalian iklim telah menegaskan komitmennya pada dunia melalui ratifikasi Perjanjian Paris lewat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016.
"Tentunya, komitmen kita tetap kita jalankan untuk mewujudkan tujuan global dengan membatasi kenaikan rata-rata suhu global di bawah 2 derajat Celcius dari tingkat pre-industrialisasi," jelasnya.
Baca juga: KLHK rencanakan pidana tambahan PT SIPP untuk pemulihan lingkungan
Baca juga: KLHK laporkan telah bawa 1.308 perkara lingkungan hidup ke pengadilan
Dalam kesempatan tersebut dia juga mengajak agar generasi muda turut berkontribusi bersama-sama dalam agenda penanganan perubahan iklim salah satunya melalui FoLU Net Sink 2030.
Siti menuturkan bahwa FoLU Net Sink 2030 memberikan target pembangunan yang sangat fokus untuk pertama kalinya dalam sejarah pembangunan di sektor kehutanan.
"Untuk yang masih kuliah di fakultas kehutanan bisa ikut serta, agar generasi muda memiliki sikap dan peran penting dalam menjaga kelestarian hutan sebagai harta warisan bagi kita semua," demikian Siti Nurbaya.
Baca juga: Gakkum LHK waspadai tingginya konflik satwa dan manusia di Riau
Baca juga: Wamen LHK Alue Dohong terima penghargaan dari Queensland University
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022