salah satu fokusnya adalah pengelolaan sampah secara mandiriJakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI berharap sektor swasta dapat turut mendorong pelaksanaan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) lewat berbagai inisiatif program.
"Kami harapkan program dari swasta ikut membantu kami, saling bahu-membahu, mendorong sekolah untuk melaksanakan gerakan PBLHS yang salah satu fokusnya adalah pengelolaan sampah secara mandiri," kata Kepala Pusat Pengembangan Generasi KLHK Cicilia Sulastri kepada wartawan di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa.
Sebagai informasi, gerakan PBLHS diinisiasi oleh KLHK untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah agar menerapkan perilaku yang ramah lingkungan secara berkelanjutan. Sekolah yang berhasil dalam melaksanakan gerakan PBLHS kemudian akan meraih Penghargaan Adiwiyata.
Cicilia mengatakan bahwa hingga saat ini, sebanyak 27 ribu sekolah dari jenjang SD, SMP, dan SMA/sederajat yang telah menerima Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Penghargaan Adiwiyata Mandiri.
Baca juga: Pelajar sekolah di Sabang olah sampah organik jadi pupuk
Baca juga: Saat sampah jadi tiket pulang sekolah siswa SMAN 1 Sembalun
Menurut Cicilia, jumlah penerima penghargaan tersebut masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah sekolah yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Kalau dibandingkan dengan jumlah sekolah seluruh Indonesia yaitu 271 ribu lebih di data Dapodik, memang belum ada 10 persen yang mendapatkan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Penghargaan Adiwiyata Mandiri. Jadi pekerjaan rumahnya masih banyak," ujar Cicilia.
Meski jumlah sekolah yang penerima penghargaan masih sedikit, Cicilia mengatakan minat sekolah terhadap program tersebut meningkat dari ke waktu. Hal tersebut, ujar dia, terlihat dari terus meningkatnya jumlah usulan sekolah untuk diberikan penilaian dan penghargaan dari tahun ke tahun baik di level kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun mandiri.
"Pemerintah daerah juga itu hampir semuanya, baik di Dinas Lingkungan Hidup setempat, demikian juga didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi, juga kantor Kemenag Kabupaten dan Kota, sudah mengalokasikan anggaran program dan kegiatannya untuk mendukung gerakan PBLHS. Jadi minatnya cukup bagus," kata Cicilia.
Baca juga: Sekolah pelaksana PTM di Jakarta Barat ikuti program bank sampah
Menurut Cicilia, jumlah penerima penghargaan tersebut masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah sekolah yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Kalau dibandingkan dengan jumlah sekolah seluruh Indonesia yaitu 271 ribu lebih di data Dapodik, memang belum ada 10 persen yang mendapatkan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Penghargaan Adiwiyata Mandiri. Jadi pekerjaan rumahnya masih banyak," ujar Cicilia.
Meski jumlah sekolah yang penerima penghargaan masih sedikit, Cicilia mengatakan minat sekolah terhadap program tersebut meningkat dari ke waktu. Hal tersebut, ujar dia, terlihat dari terus meningkatnya jumlah usulan sekolah untuk diberikan penilaian dan penghargaan dari tahun ke tahun baik di level kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun mandiri.
"Pemerintah daerah juga itu hampir semuanya, baik di Dinas Lingkungan Hidup setempat, demikian juga didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi, juga kantor Kemenag Kabupaten dan Kota, sudah mengalokasikan anggaran program dan kegiatannya untuk mendukung gerakan PBLHS. Jadi minatnya cukup bagus," kata Cicilia.
Baca juga: Sekolah pelaksana PTM di Jakarta Barat ikuti program bank sampah
Baca juga: Sampah plastik jadi berkah untuk biaya sekolah
Baca juga: Buku panduan pengelolaan sampah diperkenalkan ke sekolah-sekolah
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022