Jakarta (ANTARA) -
“Penyaluran KUR Rp17,1 triliun, mengalami pertumbuhan 14 persen. KUR ini tumbuh terus selama lima tahun,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR RI dengan BNI di pantau di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan jumlah debitur KUR perseroan juga tumbuh 19,1 persen yoy menjadi 406 ribu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada semester I tahun 2022 ini, dari sebelumnya sebanyak 375 ribu UMKM pada periode sama tahun lalu.
Berdasarkan sektor, dia memaparkan penyaluran KUR terhadap sektor perdagangan tumbuh sebesar 30,4 persen, pertanian tumbuh 30,8 persen, jasa tumbuh 21,3 persen, industri pengolahan tumbuh 5,2 persen, dan perikanan tumbuh 15,3 persen.
“Sektor yang tumbuhnya cukup kencang khususnya sektor pertanian yang tumbuh 30 persen,” kata Royke.
Dengan adanya penyaluran KUR, dia menyebut sebanyak 14 ribu UMKM dengan total pinjaman Rp5,6 triliun mengalami kenaikan kelas. Dia menyebut penerima KUR yang naik kelas didominasi oleh UMKM yang melakukan pinjaman komersial.
Ke depan, dengan jaringan, cost of fund dan resources yang dimiliki oleh perseroan, pihaknya akan memanfaatkan bank digital untuk meningkatkan pelayanan terhadap UMKM.
Selain itu, dia berharap bank digital akan menjadi mesin pertumbuhan perseroan yang sustainable ke depan.
“Bahwa digital akan lebih ke UMKM. Akan menjadi sumber revenue dan membuat bank akan suistainable ke depan,” kata Royke.
Seperti diketahui, perseroan merencanakan akan meluncurkan bank digital UMKM pertama di Indonesia pada triwulan-I tahun 2023 nanti.
Baca juga: BNI salurkan pembiayaan hijau capai Rp176,6 triliun semester I-2022
Baca juga: BNI perkuat "mobile banking" dengan tambahan fitur unggulan
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022