Jakarta (ANTARA) - Karina Ayu Ghimas, desainer Indonesia peraih penghargaan Designer of The Year 2018 dari sekolah fesyen internasional Istituto Marangoni Milan Italia, telah resmi membuka butik Karina Ghimas di kawasan Bintaro Tangerang Selatan.
“Alasan aku membuka butik, pertama supaya bisa berinterkasi secara langsung dengan klien tentang busana yang diinginkan. Misalnya klien mau kebaya yang seperti ini, ini, ini. Nanti aku bisa bantu saranin agar kebaya yang diinginkan bisa perfect sesuai harapannya,” kata Karina melalui keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Pemilik brand Karina Ghimas itu membuka butik pertamanya di Ruko Kebayoran Arcade 5, Jalan Boulevard Bintaro Jaya Nomor 25. Bagi Karina, berdiskusi langsung dengan pelanggan merupakan hal penting karena sebelum membuat rancangan atau desain busana, dia harus benar-benar memahami keinginan klien.
“Sebab ada juga lho, klien yang bingung atau nggak tahu mau membuat busana seperti apa. Nah di situ, aku bakal bantu memberi suggest agar dia mendapatkan busana terbaik yang bakal mempercantik penampilannya,” tambah Karina.
Karina yang baru dua bulan menerjuni dunia desain secara profesional itu, memang fokus pada desain custom made attires atau busana pesanan khusus, mulai dari wedding dress, pre-wedding, kebaya, hingga baju kurung, di mana desain karya-karyanya juga bisa dilihat melalui akun IG @karinaghimas.
“Kalau style aku sendiri pasti ada klasiknya. Jadi kalau kebaya, ya tetap kebaya klasik, tapi detailnya modern,” papar Karina.
Sementara alasan kedua membuka butik, tak lain sebagai tempat produksi di mana seluruh tim pendukungnya seperti penjahit hingga pemasang payet, bakal berada di satu tempat sehingga memudahkan berkoordinasi untuk menghasilkan karya terbaik.
“Aku sih sangat fleksibel dalam mendesain kebaya atau busana apa saja sesuai permintaan pelanggan, karena kepuasan mereka merupakan hal utama,” tegasnya.
Pada tahun 2018, saat masih kuliah Karina berhasil menyabet penghargaan "Designer of The Year" pada gelaran Fashion Show Design Award yang digelar Istituto Marangoni Milan mengalahkan teman-teman seangkatannya yang terdiri dari delapan kelas atau sekitar 200 mahasiswa.
Sebagai pemenang fashion show di Milan, karya Karina kemudian diikutkan lomba fashion show putaran final yang digelar di Istituto Marangoni London yang pesertanya merupakan pemenang dari tiga cabang kampus Istituto Marangoni, yakni Milan, Paris dan London.
Pada babak final, desain Karina ternyata menang lagi sehingga dia mendapatkan beasiswa S2 dan boleh memilih untuk memperdalam ilmu desain di Istituto Marangoni Paris atau London. Karina ternyata memilih London dan berhasil menyelesaikan studi dengan predikat cumlaude.
Pilihan S2 di London ternyata juga merupakan berkah, karena dia justru mendapatkan ilmu desain yang semakin lengkap akibat adanya perbedaan karakter pendidikan antara Milan dan London.
“Jika di Milan Italia kita dituntut bisa mendesain gaun yang cantik, indah, bagus dan modern, di London berbeda karena kita justru dituntut menghasilkan karya-karya yang infovatif sehingga bisa tetap bertahan hingga beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Baca juga: Enam desainer Indonesia siap melenggang di NYFW 2023
Baca juga: Ketersediaan bahan untuk "modest fashion" diharapkan lebih banyak lagi
Baca juga: Denny Wirawan nilai busana karya siswa SMK Kudus bisa tembus nasional
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022