New York (ANTARA) - Wall Street merosot lebih dalam ke pasar bearish pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan Dow Jones Industrial Average, indeks 30-saham unggulan, berakhir di wilayah pasar yang sama karena kekhawatiran resesi mencengkeram pasar setelah sikap agresif Fed terhadap inflasi dapat membuat ekonomi AS menurun tajam.
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 329,60 poin atau 1,11 persen, menjadi menetap di 29.260,81 poin, anjlok sekitar 20,5 persen dari penutupan tertinggi 4 Januari. Pergerakan tersebut menempatkan Dow ke dalam pasar bearish, yang umumnya ditentukan oleh penurunan setidaknya 20 persen dari puncaknya baru-baru ini.
Indeks S&P 500 merosot 38,19 poin atau 1,03 persen, menjadi berakhir di 3.655,04 poin, berada di bawah penutupan terendah Juni di 3.666,77 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 65,01 poin atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 10.802,92 poin.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor real estat dan energi masing-masing anjlok 2,63 persen dan 2,57 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor bahan pokok konsumen terdongkrak 0,01 persen, satu-satunya kelompok yang menguat.b
Setelah dua minggu sebagian besar kerugian stabil di pasar saham AS, Dow Jones mengkonfirmasi telah berada di pasar bearish sejak awal Januari. Indeks S&P 500 mengkonfirmasi pada Juni berada di pasar bearish, dan pada Senin (26/9/2022) mengakhiri sesi di bawah penutupan terendah pertengahan Juni, memperpanjang aksi jual tahun ini.
Dengan sinyal Fed Rabu (21/9/2022) lalu bahwa suku bunga tinggi dapat bertahan hingga 2023, indeks S&P 500 telah melepaskan keuntungan terakhir yang dibuat dalam reli musim panas.
"Investor hanya menyerah," kata Jake Dollarhide, kepala eksekutif Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma. "Ini ketidakpastian tentang tanda air tinggi untuk suku bunga dana Fed. Apakah 4,6 persen, apakah 5,0 persen? Apakah sekitar 2023?"
Keyakinan di antara para pedagang saham juga terguncang oleh pergerakan dramatis di pasar valuta asing global karena sterling mencapai titik terendah sepanjang masa di tengah kekhawatiran bahwa rencana fiskal baru pemerintah Inggris yang dirilis Jumat (23/9/2022) mengancam akan membebani keuangan negara.
Itu menambah lapisan volatilitas ekstra ke pasar, di mana investor khawatir tentang resesi global di tengah inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Indeks Volatilitas CBOE yang secara luas dianggap sebagai pengukur ketakutan terbaik di pasar saham, melonjak 7,82 persen menjadi 32,26, menyusul lonjakan 9,4 persen di sesi sebelumnya.
Keuntungan di Amazon dan Costco Wholesale Corp membantu membatasi kerugian di Nasdaq.
Saham operator kasino Wynn Resorts, Las Vegas Sands Corp dan Melco Resorts & Entertainment melonjak antara 11,8 persen dan 25,5 persen setelah Makau berencana membuka grup wisata daratan China pada November untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,9 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,2 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall Street dibuka beragam, Indeks Nasdaq naik
Baca juga: Wall Street jatuh karena aksi jual berlanjut, Dow anjlok 486,27 poin
Baca juga: Wall Street jatuh, investor cerna pesan suku bunga Fed yang "hawkish"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022