hampir setiap kelurahan di Mataram saat ini budidaya maggot
Mataram (ANTARA) - Bank Sampah Lisan (BSL) Kota Mataram menargetkan lima ton sampah organik terurai dengan menambah biopond atau tempat pembesaran maggot di Mataram Maggot Center (MMC), Nusa Tenggara Barat.

"Sekarang lagi dibangun biopond maggot di depan dan di belakang kantor BSL ini, untuk capai target lima ton sampah organik terurai setiap satu sampai dua hari," kata Direktur BSL Kamarudin kepada ANTARA, Senin.

Biopond merupakan tempat untuk maggot membersarkan diri dengan cara menghabiskan sampah organik . Sedangkan, maggot adalah larva dari serangga jenis Black Soldier Flyes (BSF).

Sebelumnya, sebanyak satu ton sampah dapat terurai oleh maggot dalam kurun waktu satu hingga dua hari saja. Melihat keefektivitasan maggot dalam mengurangi jumlah sampah membuat BSL menambah biopond maggot.

Baca juga: DLH Mataram optimistis sumbang PAD Rp360 juta dari budi daya maggot
Baca juga: DLH Mataram dorong warga kembangkan maggot kurangi volume sampah

Menurut Kamarudin, saat ini terdapat 21 biopond maggot yang ada di MMC dan untuk mencapai target mengabiskan sampah organik lima ton, BSL akan membangun 60 biopond untuk maggot.

Nantinya dengan adanya penambahan biopond maggot ini sampah yang dapat terurai akan semakin banyak dan persoalan sampah di Kota Mataram berangsur-angsur berkurang.

Selain itu, BSL juga melakukan pelatihan budi daya maggot ke masyarakat. Ke depannya, MMC akan menjadi pusat untuk tiap-tiap kelurahan yang membutuhkan pakan maggot.

"Di hampir setiap kelurahan di Mataram saat ini budidaya maggot, nah kesulitannya adalah di pakannya. MMC ini akan jadi pusat atau koperasinya gitu, untuk pakan maggot nya mereka nanti," katanya.

Baca juga: GOW Mataram gelar pelatihan olah sampah menggunakan maggot
Baca juga: Kandang Maggot Jogja jadi contoh pengelolaan sampah organik mandiri

Baca juga: Pemkab Jember dukung pengembangan maggot solusi atasi masalah sampah

Pewarta: Elsa*Ajeng*Elvi*Nofa
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022