Jakarta (ANTARA) - Atase Pendidikan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Mukhamad Najib menawarkan program kerja sama pendidikan saat mengunjungi salah satu sekolah vokasi pemerintah Australia.
Najib mengunjungi Institut Teknologi Canberra (CIT), sekolah vokasi yang beroperasi di bawah pemerintah Canberra, dan menawarkan program kerja sama pendidikan dengan lembaga pendidikan vokasi di Indonesia, menurut keterangan tertulis KBRI Canberra yang diterima di Jakarta, Senin.
Selama kunjungan itu, dia membawakan presentasi terkait program Indonesian International Student Mobility Award edisi vokasi (IISMAVO).
“Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa vokasi di Indonesia untuk belajar dan merasakan pengalaman di lingkungan industri di luar negeri,” katanya.
Dia menambahkan bahwa dalam program tersebut, para mahasiswa yang terpilih diberikan beasiswa oleh pemerintah untuk menempuh pendidikan di luar negeri selama satu semester.
CIT menawarkan berbagai program keahlian yang dibutuhkan oleh industri di Australia, dan menurut Najib, hubungan yang dekat dengan industri itu menjadikan CIT sebagai mitra yang tepat untuk diajak berpartisipasi dalam IISMAVO.
Selain itu, kata dia, sekolah vokasi itu juga berpengalaman mengelola mahasiswa internasional.
“Hubungan yang kuat antara CIT dengan industri memudahkan mahasiswa vokasi Indonesia yang dikirim ke CIT untuk mendapatkan penempatan magang di industri,” kata Najib.
Dia menambahkan bahwa CIT menerima lebih dari 500 mahasiswa internasional setiap tahunnya.
Sementara itu, General Manager CIT Catherine Ng menyampaikan apresiasinya atas tawaran dan penjelasan yang diberikan Najib terkait IISMAVO. Dia juga mengungkapkan minatnya untuk berpartisipasi.
“Kami sangat tertarik dengan program IISMAVO. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah Indonesia yang besar pada kemajuan sekolah vokasi di Indonesia,” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa Indonesia dan Australia memiliki hubungan yang sangat dekat, sehingga CIT sangat tertarik untuk berpartisipasi dalam upaya penguatan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya di bidang vokasi.
Menurut Catherine, CIT memiliki bidang-bidang yang dia yakini sangat dibutuhkan di Indonesia, seperti teknologi informasi, konstruksi, manajemen projek, dan lain-lain.
"Oleh karena itu, kami siap jika diajak berpartisipasi dalam IISMAVO. Kami juga siap membantu dalam program-program pembangunan kapasitas bagi dosen-dosen vokasi di Indonesia,” katanya, menambahkan.
Program IISMAVO saat ini sudah berjalan satu tahun dan telah mengirim mahasiswa ke Australia.
Baca juga: KBRI Canberra dan diaspora bahas internasionalisasi bahasa Indonesia
Baca juga: Meriahkan HUT Jakarta, KBRI Canberra selenggarakan Betawi Day
Baca juga: KBRI Canberra gelar orientasi bagi penerima beasiswa NCP Australia
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022