"Ini (muktamar) perlu memperjelas wawasan Islam berkemajuan, mempertajam kerangka strategis, dan meningkatkan fungsi organisasi menjadi organisasi modern yang menerapkan manajemen perubahan dan kepemimpinan perubahan," ujar Din dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Din mengatakan tema yang diangkat pada muktamar tahun ini yakni "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta" terkesan utopis, tapi relevan, penting, dan juga mendesak untuk diwujudkan.
Baca juga: Panpel Muktamar Muhammadiyah jajaki kerja sama wisata dengan pemda
Muhammadiyah, kata dia, sebenarnya sudah melaksanakan upaya tersebut lewat gerakan pencerahannya. Dua dasawarsa terakhir, salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu telah mendunia dengan membentuk cabang Istimewa di 30 negara.
"Selain itu, mempunyai tujuh organisasi saudara, yaitu organisasi bernama Muhammadiyah, dengan paham dan manhaj gerakan serupa, walau tidak memiliki hubungan organisatoris dengan Muhammadiyah di Indonesia," kata Din.
Selain itu, Muhammadiyah juga telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah organisasi dan lembaga di mancanegara dan mendirikan universitas di luar negeri.
"Muhammadiyah untuk itu memiliki potensi besar dan infrastruktur nilai yang kuat," kata dia.
Baca juga: Muhammadiyah undang Presiden Jokowi buka Muktamar ke-48
Baca juga: Tiga juta penggembira diperkirakan hadiri Muktamar ke-48 Muhammadiyah
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu ini mengatakan bahwa gerakan pencerahan Muhammadiyah penting di tengah kerusakan akumulatif dalam peradaban dunia.
Muhammadiyah potensial untuk menjadi lokomotif perubahan dan perbaikan. Syaratnya, Muhammadiyah harus mampu memformulasikan wawasan Islam berkemajuan menjadi ideologi dan strategi peradaban yang operasional ke dalam sistem ekonomi, politik, dan budaya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022