“Ini juga merupakan langkah awal kolaborasi yang melibatkan semua pihak untuk melestarikan kapal tradisional,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati, di Jakarta, Senin.
Dua kapal tersebut yakni Kapal Pencalang yang dibangun PPNS dan Kapal Ijon-Ijon yang dibangun SMKN 3 Buduran. Kapal Pencalang merupakan kapal dagang tradisional Nusantara atau dalam sejarah disebut sebagai pantchiallang atau pantjalang.
Baca juga: Kemendikbudristek inisiasi program jalur rempah
Sementara itu, Kapal Ijon-Ijon merupakan kapal ikan yang paling banyak digunakan oleh nelayan dengan kekhasan desain dan warna. Meski berbahan kayu, namun kapal tradisional tersebut nantinya akan dioperasikan secara modern dengan tetap mengedepankan warisan budaya bangsa sendiri.
Proyek tersebut mendapatkan dukungan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) melalui penyaluran bantuan operasional Matching Fund (MF) tahap kedua tahun 2022 dengan nilai bantuan sebesar Rp2 miliar. Pekerjaan membangun Kapal Pencalang dan Kapal Ijon-Ijon tersebut dengan pengetahuan merupakan cara pengembangan ilmu.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi membangun kapal-kapal tradisional ini, seiring pelestarian kebudayaan lokal,” kata dia.
Kapal Pencalang yang bakal mengarungi pelayaran jalur rempah memiliki panjang 11,02 meter, panjang garis air 11,16 meter, tinggi 1,5 meter, dan lebar 4 meter. Kecepatan yang dimiliki berkisar 10 knot dengan daya angkut berkapasitas 4 orang. Kapal Ijon-ijon memiliki panjang 12 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 1,5 meter.
Baca juga: Jalur Rempah upaya ubah paradigma masyarakat
Kapal Pencalang PPNS dan Kapal Ijon-Ijon SMKN 3 Buduran bakal hadir pada acara puncak pertemuan negara-negara perekonomian besar dunia, yakni KTT G20 di Bali pada November 2022.
“Kapal ini akan dioperasikan secara modern dan tetap mengedepankan warisan budaya kita,” kata Direktur PPNS Eko Julianto.
Dalam program “Revitalisasi Jalur Rempah” itu, para siswa SMK dan mahasiswa politeknik belajar bersama para tukang perahu secara kolaboratif yang berpengalaman untuk membangun kapal kayu sebagai artefak teknik yang mengandung nilai ekonomi dan budaya yang tinggi.
Baca juga: Kemendikbudristek usul Jalur Rempah sebagai warisan budaya pada 2024
Interaksi intensif antara siswa dan mahasiswa bersama para tukang perahu diharapkan berhasil merevitalisasi ekosistem budaya Jalur Rempah yang akan berperan penting dalam melestarikan kehidupan masyarakat pesisir.
Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022