Samarinda (ANTARA News)- TNI menambah 488 personel yang melibatkan Batalyon 611 Awang Long, Loa Janan, di bahwa koordinasi Komando Rayon Militer (Korem) 091/ASN (Aji Surya Natakusuma) ke perbatasan RI-Malaysia Timur di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur (Kaltim)."Penambahan 488 personel ini tidak terkait memanasnya hubungan RI-Malaysia, namun hanya bagian dari mempertahankan kedaulatan RI, dan mengamankan daerah itu dari berbagai tindakan merugikan negara mulai dari illegal longging, penyelundupan, serta masuknya teroris," kata Komandan Korem 019/ASN, Kolonel Infantri Bambang Budi Waluyo, di Samarinda, Jumat.Secara resmi, ia melepas 488 personel TNI dari Batalyon 611 Awang Long untuk melakukan penjagaan di wilayah perbatasan RI-Malaysia. Pelepasan Satgas Pengamanan Perbatasan itu dilakukan di Markas Komando 611 Awang Long, Loajanan.Pemberangkatan pasukan itu untuk mengisi pos-pos yang dibangun di beberapa perbatasan. Personel yang diberangkatkan berjumlah 488 orang dari Batalyon 611 Awang Long yang merupakan Subsatgaspur (Satuan Tugas Tempur) dari Satgaspur Korem 091/AJS."Pengiriman ini merupakan penambahan pasukan untuk mengisi pos-pos perbatasan yang baru dibangun. Sebelumnya, hanya ada 13 pos perbatasan dan saat ini sudah mencapai 17 pos. Pasukan ini merupakan Subsatpaspur," katanya.Ia menimpali, "Korem sebagai Satgaspur, memiliki dua Subsatgaspur yaitu batalyon 611 dan 612 dan Subsatgaster dari tiga kodim, yaitu Kodim Malinau, Nunukan dan Kutai Kartanegara. Di Kutai Kartanegara ada satu pos perbatasan, yaitu di Long Apari." Mengenai adanya isu penambahan personel TNI itu lantaran meningkatnya eskalasi hubungan RI dengan Malaysia terkait kasus konflik wilayah teritorial di blok Ambalat dan Karang Unarang, ia menegaskan bahwa sejauh ini di wilayah perbatasan kedua negara masih kondusif.Dikatakannya bahwa penambahan pasukan itu merupakan satuan tugas yang akan menjaga perbatasan, khususnya menyangkut patok-patok perbatasan yang belakangan ini banyak yang bergeser, bahkan hilang. "Tidak ada eskalasi konflik di wilayah perbatasan. Satgas ini hanya untuk menjaga kedaulatan wilayah RI dari berbagai ancaman, seperti terorisme, pembalakan kayu liar, pencurian ikan dan pelintas batas ilegal," katanya. Selain melaksanakan tugas menjaga kedaulatan RI, ia menyatakan, penambahan pasukan itu juga untuk mencegah jalur lalu lintas masuknya teroris, serta mengantisipasi jalur-jalur tikus yang biasa dipakai para pelintas batas ilegal dan kasus-kasus pembalakan kayu liar dan pencurian ikan. "Tugas pokok mereka, yaitu untuk menjaga perbatasan dari berbagai macam gangguan, sebagai upaya mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia," katanya. Selain itu, tambahnya, di beberapa daerah perbatasan banyak jaur-jalur tikus yang sulit terawasi karena medannya berat, sehingga bisa dipakai para teroris sebagai jalur lalu lintas untuk masuk ke wilayah RI. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006