Sumatera Selatan (ANTARA) - Tim HSSE PT Pertamina Prabumulih, Sumatera Selatan, menggelar pengamatan di lokasi semburan lumpur dari tanah galian sumur bor di Kelurahan Indralaya Indah, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
Perwakilan tim HSSE PT Pertamina Prabumulih, Heru Riswanto, dalam laporannya di Indralaya, Ogan Ilir, Minggu, mengatakan, observasi itu berlangsung hingga dua hari ke depan, untuk memastikan kondisi pascasemburan aman dari gas mudah terbakar dan warga dapat beraktivitas secara normal kembali.
Sebab pihaknya sempat mendeteksi kandungan gas yang mudah terbakar bercampur pada material lumpur dan bebatuan kecil yang disemburkan dari dalam tanah galian sumur bor, pada Sabtu (24/9) malam.
“Sempat demikan, tapi saat ini semburan lumpurnya sudah berhenti, tidak ada lagi gas 100 persen mudah terbakar. Maka observasi dan pengecekan masih dilakukan hingga dua hari kedepan, untuk lebih memastikan keamanan di lokasi,” kata dia.
Ia memastikan dari hasil pengecekan yang telah dilakukan timnya itu, sama sekali tidak ada gas beracun dalam material lumpur di lokasi kejadian.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir, Edy Rahmat, mengatakan, tanah pengeboran pembuatan sumur itu berlokasi lingkungan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Menara Fitrah, Kelurahan Indralaya Indah, Kecamatan Indralaya.
Pihaknya menerima laporan warga, sekitar pukul 18.05 WIB Sabtu petang (14/9), dari lubang sumur bor itu menyemburkan lumpur bermaterial pasir, bebatuan kecil dan dikhawatirkan mengandung campuran gas.
Pekerja PT Pertama EP yang tergabung dalam tim pengendalian operasi daerah setempat langsung melakukan observasi menggunakan alat khusus, dan mendeteksi terdapat kandungan gas rawa yang bercampur material semburan malam itu.
Kemudian, tim gabungan menyatakan semburan lumpur tersebut terus menyusut dan sudah berhenti pagi tadi sekitar pukul 05.20 WIB.
Baca juga: Dinas ESDM pastikan semburan gas di Aceh Utara aman dari penduduk
Rahmat memastikan, tim gabungan pengendalian operasi TNI,Polri, Basarnas dan PT. Pertamina dan instansi terkait lain masih bersiaga di tempat kejadian perkara untuk melangsungkan upaya penanggulangan.
“Sudah tidak ada lagi semburan, tapi warga setempat dihimbau untuk menjauh dari titik lokasi berjarak sekitar 50 meter yang sudah dipasang garis pembatas kepolisian, termasuk dilarang menghidupkan sampai upaya penanggulangan selesai,” kata dia.
Amirullah (31), warga Kelurahan Indralaya Indah, mengaku sebelum menyemburkan lumpur, dirinya dan warga setempat mendengar suara gemuruh dan getaran dari dalam tanah di sekitar lokasi tempat kejadian perkara yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya.
Baca juga: Petugas memasang pembatas lokasi semburan lumpur di Cirebon
Tanah galian sumur tersebut mulai menyemburkan lumpur bermaterial pasir dan bebatuan kecil hingga sekitar 20 meter, Sabtu (24/9) petang atau tepat saat warga setempat hendak melaksanakan sholat maghrib.
Adapun berdasarkan informasi dari Pembina SIT Menara Fitrah menyampaikan, mereka sedang melakukan pengeboran sumur yang pengerjaannya didapatkan atas bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Pengeboran sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lembaga pendidikan itu mempunyai target hingga mencapai kedalaman 158 meter.
Namun saat tim pekerja merealisasikan pengeboran pada kedalaman 100 meter, lubang tersebut menyemburkan material lumpur.
Baca juga: Sumur milik Pertamina di Tarakan mengeluarkan semburan lumpur dan bau
Kemudian, SIT Menara Fitrah juga masih menunggu instruksi lanjutan atas koordinasikan antara instansi terkait untuk proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah tersebut.
Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022