New York (ANTARA) - Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Sri Lanka Mohamed Ali Sabry pada Jumat (23/9) di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly/UNGA) ke-77 di New York.
Sebagai mitra kerja sama strategis, kata Wang, China dan Sri Lanka selalu berbagi suka dan duka serta saling memberikan bantuan dengan tulus.
Tahun ini menandai peringatan 65 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara China dan Sri Lanka sekaligus peringatan 70 tahun penandatanganan Perjanjian Karet-Beras, yang merupakan kesempatan untuk mengembangkan prestasi di masa lalu dan memajukannya, kata Wang.
China siap bekerja sama dengan Sri Lanka untuk memperkuat persahabatan tradisional, mengonsolidasikan rasa saling percaya strategis, serta memperdalam dan memperluas kerja sama praktis, imbuhnya.
Wang menyampaikan ucapan selamat kepada Sri Lanka atas kemajuannya dalam menstabilkan situasi dan meringankan kesulitan di negara itu.
China mengirim obat-obatan, beras, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan darurat lainnya ke Sri Lanka dan akan terus membantu negara tersebut mengatasi kesulitan sementara dalam kapasitasnya, kata Wang.
Sementara itu, Sabry menyoroti landasan kuat dari persahabatan antara Sri Lanka dan China.
Sri Lanka tidak akan pernah melupakan dukungan kuat China selama bertahun-tahun bagi pembangunan ekonomi dan sosialnya, terutama ketika negara di Asia Selatan itu mengalami kesulitan, katanya.
China adalah mitra pembangunan penting bagi Sri Lanka, dan perusahaan-perusahaan China berkontribusi bagi pertumbuhan Sri Lanka, lanjutnya, menegaskan bahwa apa yang disebut "jebakan utang China" adalah rumor yang sama sekali tidak berdasar.
Sri Lanka menyambut baik investasi dari semua negara termasuk China, dan akan memastikan keamanan dan pengembalian investasi yang wajar, catat Sabry, serta berterima kasih kepada China yang membantu pelajar Sri Lanka melanjutkan studi di China.
Kerja sama China-Sri Lanka merupakan kerja sama Selatan-Selatan berdasarkan kesetaraan dan keuntungan bersama, kata Wang.
Narasi "jebakan utang" yang dibuat dan disebarkan oleh negara-negara tertentu pada dasarnya merupakan jebakan keterbelakangan bagi negara-negara berkembang, tambahnya.
China dan Sri Lanka akan terus saling memberikan pengertian dan dukungan, serta bersama-sama bersikap tegas dalam isu-isu terkait kedaulatan, kemerdekaan, dan martabat nasional, kata Wang.
Kedua pihak sepakat untuk bersama-sama mempromosikan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra yang berkualitas tinggi, serta membantu mendorong pemulihan ekonomi Sri Lanka dengan memanfaatkan Pelabuhan Hambantota, Kota Pelabuhan Kolombo, dan berbagai proyek unggulan lainnya.
Kedua pihak akan mempercepat proses negosiasi dan mengupayakan penyelesaian awal perjanjian perdagangan bebas, sehingga meningkatkan kepercayaan dan menstabilkan harapan untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan mereka.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022