Kupang (ANTARA News) - 29 orang, termasuk nahkoda kapal Arnold Huliselan dinyatakan masih hilang setelah Kapal Motor (KM) New Fuji yang ditumpanginya tenggelam di perairan Laut Sawu Nusa Tenggara Timur hari Minggu (2/4) lalu sekitar pukul 04.30 WITA dinihari.
Mereka yang belum ditemukan itu kecil kemungkinannya selamat karena saat kapal tenggelam belum ada satu pun yang sempat mengenakan baju pelampung, kata Mualin I KM New Fuji, Nurhamin (34), yang lolos dari musibah itu kepada ANTARA di Kupang Kamis.
Nurhamin lolos bersama Kelasi I Slamet Ryanto dan salah seorang penjaga hewan Adi karena berada di
Inflatable Life Raft (ILR).
Ketiganya diselamatkan oleh kapal tanker MT. Plaju yang berlayar dari Bali menuju Pelabuhan Tenau Kupang pada Rabu (5/4) pagi, setelah memberikan tanda-tanda dengan
parachute signal dan
red hand flare.
Nurhamin yang tampak masih trauma itu mengatakan, pada Minggu petang sekitar pukul 17.00 sempat melihat sebuah kapal yang melintas di sekitar lokasi tenggelamnya KM New Fuji.
Namun kapal yang diharapkan bisa menolongnya itu tidak berhenti karena tidak melihat tanda-tanda yang diberikan, katanya.
Kapal tersebut juga kecil kemungkinannya membantu ABK maupun menumpang yang tenggelam bersamanya karena tidak ada tanda-tanda kapal itu berbalik haluan ke arah tenggelamnya kapal.
"Kalau mereka ditolong oleh kapal yang melintas sore itu, pasti kapal akan berbalik ke sekitar lokasi tenggelamnya kapal, tetapi tidak sama sekali," katanya.
Karena itu, peluang sangat kecil 29 orang litu selamat, apalagi lokasi kapal tenggelam iberada di lautan lepas, kecuali mujizat, katanya.
Dia melukiskan, kapal tersebut tiba-tiba diserang gelombang setinggi sekitar tiga meter dan langsung tenggelam sehingga tidak sempat memberikan laporan ke darat.
"Pada saat itu gelombang besar menghantam kapal secara tiba-tiba. Kandang ternak rusak, semua ternak bergerak ke haluan sebelah kiri lambung kapal, sehingga kapal langsung tenggelam," katanya terbata-bata.
Nurhamin pun minta agar wawancara dihentikan karena kondisinya sudah tidak memungkinkan.
Kepala Kantor Administrasi Pelabuhan Kupang, Drs. Capt. R. FX. Bambang Julianto mengatakan, Nurhamin belum bisa dimintai keterangan lebih jauh karena masih butuh istiharat.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006