Jakarta, 6/4 (ANTARA) - Bahan baku kayu untuk industri kehutanan saat ini sedang mengalami kelangkaan. Kelangkaan tersebut disebabkan karena terjadinya kesenjangan antara pasokan kayu dengan kebutuhan industri kayu. Untuk mengatasinya diperlukan diversifikasi bahan baku serta perubahan mesin rotary. Mesin rotary baru mampu mengupas kayu diameter kecil ( 30 cm) dan menyisakan core sampai diameter 3-8 cm tergantung merek mesin dan kondisi kayu, sehingga efisien penggunaan bahan baku, hemat energi dan ramah lingkungan. Beberapa sparepart rotary, mesin hot press dryer sudah dapat diproduksi di Indonesia sesuai pesanan, tetapi belum diproduksi secara masal. Sebagai besar industri kayu menggunakan mesin yang sudah tua, umumnya berspindel diameter besar sehingga hanya mampu mengupas kayu bulat diameter besar dengan menyisakan core diameter 20-25 cm serta memerlukan energi listrik besar. Saat ini baru sekitar 16 industri veneer/plywood/laminated veneer lumber yang telah menggunakan mesin rotary baru. Antara lain PT Sumber Graha Sejahtera di Banten, PT.Kutai Timber Indonesia di Jatim, PT.Abirama Plywood di Jateng, PT. Dharma Gatya Nusantara di Jateng dan Jatim, dll. Beberapa industri tersebut telah melakukan pembelian bibit kepada masyarakat sekitarnya, dalam rangka kerjasama kemitraan penanaman hutan rakyat untuk pasokan bahan baku industrinya beberapa tahun mendatang. Industri kehutanan sebagian besar masih bertumpuh kepada bahan baku kayu dari hutan alam menurun, karena itu industri primer hasil hutan kayu kedepan diarahkan untuk dapat memanfaatkan kayu bulat non hutan alam (hutan tanaman industri, hutan tanaman rakyat dan tebangan perkebunan) sebagai bahan baku andalan. Namun perlu didukung dengan menggunakan mesin rotary berteknologi baru yang mampu mengupas kayu bulat sampai menyisakan core sampai diameter 3-8 cm. Kayu bulat produksi Hutan Tanaman Industri (HTI), hutan rakyat, dan kayu tebangan dalam rangka peremajaan perkebunan (karet, sawit) umumnya berdiameter cukup kecil (30 cm) sehingga tidak efisien apabila dikupas dengan mesin rotary lama yang digunakan saat ini, yang pada umumnya hanya mampu mengupas kayu log besar sampai sisa log berdiameter 20-25 cm. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan baku industri kehutanan, Departemen Kehutanan mempunyai program jangka pendek (2006-2013) dan panjang (2006-2026). Program jangka pendek a.l memanfaatkan kayu dari HTI, hutan rakyat dan kayu perkebunan, percepatan penanaman HTI dengan jenis cepat tumbuhdaur 7 tahun (sengon, gmelina, akasia dan eucaliptus), menggunakan mesin rotary baru; bekerjasama dengan HTI dan HPH dalam rangka penelitian dan pengembangan untuk peningkatan produktivitas dan kualitas hutan dan hasil hutan; industri pengolahan kayu (penggergajian vencer, chip) diizinkan di areal HTI. Sedangkan program jangka panjang, antara lain bahan baku hutan alam dimanfaatkan untuk produk khusus bernilai tinggi; semua industri perkayuan melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat; mesin pengolahan kayu dan sparepart menggunakan buatan Indonesia; industri pengolahan kayu baru berlokasi dalam jarak ekonomis dengan sumber bahan baku.Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, u.b, Masyhud, Kepala Bidang Analisis & Penyajian Informasi, Departemen Kehutanan, telp: 021-5705099, fax:021-5738732
Copyright © ANTARA 2006