Beijing (ANTARA) - Tim peneliti dari Institut Penelitian Dataran Tinggi Tibet di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China mengungkapkan bahwa keanekaragaman spesies pohon dapat meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan.
Dengan menyusun basis data spesies pohon di lebih dari 700.000 petak hutan, tim peneliti itu memetakan efek keanekaragaman spesies pada ketahanan hutan terhadap kekeringan dalam skala global. Mereka menemukan bahwa hutan yang kaya akan spesies seperti hutan tropis berdaun lebar yang lembap, yang memiliki rata-rata total 65 spesies pohon, menunjukkan tingkat ketahanan terhadap kekeringan tertinggi. Sebaliknya, hutan dengan sedikit spesies seperti hutan tanah kering, dengan hanya dua atau tiga spesies pohon, menunjukkan tingkat ketahanan terhadap kekeringan terendah.
Dalam studi tersebut, para peneliti juga membuat prediksi mengenai efek keanekaragaman spesies, menyatakan bahwa konversi hutan dari hutan monokultur saat ini menjadi lahan pepohonan dengan spesies campuran dapat meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, dengan peningkatan terbesar terjadi di hutan kering.
"Kami memperkirakan bahwa mengubah lahan hutan saat ini dari satu spesies menjadi campuran empat spesies dapat meningkatkan ketahanan lahan hutan terhadap kekeringan di seluruh dunia sebesar 3,2 persen, dengan manfaat yang lebih besar pada hutan kering dan yang rawan kekeringan," ujar kepala peneliti Wang Tao.
Penemuan tersebut, yang dirilis dalam jurnal Nature Geoscience pada awal pekan ini, memberikan bukti bahwa keanekaragaman spesies dapat membantu hutan membendung kekeringan yang intens dan kerap melanda, yang dapat terjadi sebagai akibat dari pemanasan global.
"Memulihkan keanekaragaman spesies dan menanam banyak spesies (pohon) harus digolongkan ke dalam kebijakan hutan, terutama untuk hutan kering," kata Liu Dan, penulis utama studi itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022