Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mempromosikan pengembangan industri hijau serta memprioritaskan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya yang berkelanjutan.
Hal itu disampaikan oleh Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita ketika mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada saat pertemuan bilateral dengan Executive Vice President (EVP) of European Commisioner for Trade Valdis Dombrovskis.
“Sesuai yang disampaikan Bapak Menko Airlangga, bahwa Indonesia mencermati langkah Uni Eropa terkait implementasi dari Green Deal Strategy dan juga Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM), yang dapat berdampak kepada aspek perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara anggota Uni Eropa, termasuk langkah penerapannya,” kata Menperin lewat keterangannya di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Pertemuan bilateral itu merupakan salah satu agenda acara Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) G20 Indonesia.
Baca juga: Indonesia-UNIDO tingkatkan kerja sama manufaktur di G20 TIIMM
Menperin menegaskan pihaknya tengah mengakselerasi ekonomi berbasis industri hijau melalui efisiensi sumber daya alam dan penerapan ekonomi sirkular, penggunaan energi baru dan terbarukan seperti biofuel, biomassa, dan Refuse Derived Fuel (RDF).
“Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan ini tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus bersama-sama, dan kita semua bisa menjadi bagian dari transformasi tersebut,” tuturnya.
Selain itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mempercepat industrialisasi kendaraan bermotor yang hemat energi dan ramah lingkungan atau Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
“Kami juga melakukan pengembangan teknologi penyerapan karbon, serta pengembangan industri berbasis energi bersih termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),” ujar Menperin.
Baca juga: Kemenperin: Pasokan energi berkesinambungan katrol daya saing industri
Pada kesempatan ini Menperin berharap kedua pihak dapat mendorong percepatan penyelesaian Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), mengurangi hambatan perdagangan non-tarif, serta meningkatkan kerja sama dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa.
“IEU-CEPA telah memasuki negosiasi putaran ke-11 dan terus menunjukkan kemajuan. Kemenperin secara aktif terlibat dalam WG on Trade dan WG on Rules of Origin,” ungkapnya.
Beberapa isu penting yang dibahas dan disoroti dalam perundingan putaran ke-11 antara lain liberalisasi tarif, bea keluar, barang re-manufaktur dan barang reparasi, hambatan teknis (TBT), serta pengadaan pemerintah.
Kemudian pihak EU menyampaikan niat kerja sama terkait dengan sertifikasi halal di Indonesia. Kemenperin dengan Pusat Pemberdayaan Industri Halal siap mendukung peluang ini dan bersama-sama mewujudkan kerja sama yang lebih kuat dan bermanfaat.
Baca juga: Kemenperin: Indonesia potensi besar dalam pengembangan industri halal
“Dalam hal peningkatan nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, kami terus mendorong peningkatan akses pasar sektor industri Indonesia dan identifikasi produk-produk unggulannya,” lanjut Menperin.
Adapun total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada tahun 2021 mencapai 34,7 miliar dolar AS atau meningkat 22 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar 28,5 miliar dolar AS.
Dombrovskis menyampaikan pihak Uni Eropa sangat terkesan dan mengapresiasi upaya dan langkah Pemerintah Indonesia dalam menciptakan kemudahan berusaha dan iklim investasi yang mendukung Foreign Direct Investment (FDI). “Uni Eropa berharap berbagai kendala teknis di lapangan dapat segera dituntaskan,” ujarnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022