Batam (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Kepulauan Riau meminta penghapusan biaya Visa on Arrival (VoA) atau pengurusan visa saat kedatangan.
Ketua ASITA Kepri, Eva Betis menyampaikan terdapat beberapa negara pemasok wisman terbesar di antaranya Korea, Jepang, India, Australia, orang asing yang tinggal di Singapura ataupun tempat tinggal permanen di Singapura.
"Untuk memulihkan pariwisata mohon usulan kami diteruskan seperti mulai dari VoA, insentif, tiket kapal feri dan pesawat yang mahal dan lainnya," katanya.
Untuk itu, ia meminta Komisi X DPR RI segera mengambil tindakan yang progresif untuk menanggulangi masalah-masalah pariwisata yang ada di Kepri.
Baca juga: BPS : Kunjungan wisman Kepri Juli 2022 naik 39,58 persen
Baca juga: 32 wisman dengan kapal pesiar berkunjung ke Batam
Evi berharap dukungan dari DPR RI untuk memajukan dan memulihkan kembali pariwisata di Kepri di masa pandemi COVID-19 ini.
"Jangan sampai pariwisata di Kepri, khususnya Batam dan Bintan tenggelam dengan promo-promo yang diberikan oleh negara-negara tetangga, karena kita kalah saing dari segi harga, objek, regulasi yang lebih mudah di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia," ujar dia.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata menjelaskan perkembangan pariwisata, salah satunya kunjungan wisman yang mulai membaik.
Namun, perlu dukungan Pemerintah Pusat agar pariwisata di Batam kembali menggeliat.
"Pelaku pariwisata sudah menyampaikan usulan melalui Komisi X DPR RI, semoga bisa terealisasi. Untuk Batam saat ini Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, sudah membangun demi pariwisata Batam," demikian Ardiwinata.*
Baca juga: Kini, wisman masuk Kepri tak perlu lagi lampirkan asuransi kesehatan
Baca juga: Batam bersiap hadapi lonjakan wisman seiring pembukaan HarbourFront
Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022